BOGORINSIDER.com --Sejak 25 Agustus 2025, Indonesia diguncang gelombang demonstrasi besar-besaran. Awalnya, aksi damai ini hanya ditujukan untuk mengkritik kebijakan kenaikan gaji dan tunjangan anggota DPR.
Namun, amarah rakyat ternyata jauh lebih dalam. Ketika suara mereka tidak didengar, demonstrasi melebar ke berbagai daerah, melibatkan bukan hanya mahasiswa, tetapi juga buruh, pekerja, dan masyarakat umum.
Sayangnya, jalan damai itu ternoda. Bentrokan pecah, dan ada pihak yang berpulang dalam insiden.
Baca Juga: Ditinggal Anji, Wina Natalia Akui Hancur Menanggung Hidup Buah Hatinya
Nama Afan, seorang anak bangsa yang gugur dalam aksi, kini menjadi simbol luka dan kemarahan rakyat.
Isu darurat militer pun sempat santer dibicarakan, menambah kecemasan bahwa negara bisa jatuh dalam situasi genting.
Di tengah panasnya situasi, publik justru semakin kecewa dengan respons para wakil rakyat. Ada yang membalas kritik dengan sentilan pedas, ada pula yang malah menunjukkan sikap arogan di media. Rakyat pun menilai: banyak anggota DPR yang tidak kompeten, hanya menikmati fasilitas tanpa benar-benar bekerja untuk rakyat.
Baca Juga: Elegan tapi Sederhana, Kehidupan Mantan Istri Raul Lemos Berbanding Terbalik dengan Krisdayanti
Narasi “standar baru DPR” pun menggema di dunia maya. Publik menuntut syarat ketat bagi calon wakil rakyat: minimal pendidikan S1, kemampuan bahasa asing, kesesuaian bidang dengan komisi, hingga tes IQ dan EQ. Sebuah harapan agar kursi parlemen diisi orang-orang yang benar-benar pantas.
Di sisi lain, gosip politik pun terkuak. Aktris Aurelie Moeremans mengaku pernah ditawari masuk politik dengan iming-iming gaji besar dan tugas ringan, bahkan ada yang menawari pemalsuan ijazah. Pengakuan ini membuat publik makin geram, merasa kursi DPR terlalu mudah dibeli.
Gelombang permintaan maaf akhirnya datang dari sejumlah selebritis-politisi: Eko Patrio, Uya Kuya, Pasha, hingga Bella Sofi. Sebagian mengundurkan diri, sebagian lain hanya dinonaktifkan. Namun publik belum puas. Mereka ingin lebih dari sekadar kata maaf.
Baca Juga: Fenomena Shadowban Hebohkan Media Sosial Tanah Air
Cerita ini adalah gambaran jelas bahwa rakyat hanya ingin satu hal: wakil yang benar-benar mendengar dan kompeten. Bukan janji kosong, bukan wajah terkenal, melainkan pemimpin yang berani bertanggung jawab.
Artikel Terkait
Demo Aliansi Perempuan Indonesia 3 September, Berikut Ini 4 Tuntutan Utama
Simbol Pink, Hitam, dan Sapu Lidi Akan Mewarnai Aksi Demo Perempuan DPR 2025
Golkar hingga NasDem Nonaktifkan Anggota DPR Kontroversial, Hak Gaji Dicabut
Lagi-Lagi Anggota DPR RI, Heri Gunawan & Satori Absen Panggilan KPK Kasus CSR dan OJK
Sorak Sorai, Akhirnya DPR Kehilangan Fasilitas Usai Demo Besar