Ngeluh Mulu Kena Macet, Perbedaan Kekayaan Nafa Urbach dan Primus yang Sering Naik KRL

BOGORINSIDER.com --Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi NasDem, Nafa Urbach, menjadi sorotan setelah menyatakan dukungannya terhadap kebijakan pemberian Tunjangan rumah anggota DPR sebesar 50 juta.

Pernyataan Nafa ini menuai kritik dari publik, yang menilai tunjangan tersebut berlebihan di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang masih sulit.

Dalam pernyataannya, Nafa menilai tunjangan tersebut wajar karena banyak anggota DPR berasal dari luar Jabodetabek dan harus menyewa tempat tinggal di dekat kompleks parlemen.

Baca Juga: Dihujat karena Bela Tunjangan DPR, Nafa Urbach Ciut Sampaikan Permintaan Maaf Terbuka

Ia juga menyebutkan pengalaman pribadinya menghadapi kemacetan saat bepergian dari kediamannya di Bintaro ke Senayan.

“Banyak sekali anggota dewan yang dari luar kota, maka dari itu banyak yang ngontrak di dekat Senayan supaya memudahkan mereka ke kantor,” ujar Nafa. “Saya saja yang dari Bintaro itu macetnya luar biasa. Ini sudah setengah jam macet,” sambungnya.

Sikap Nafa ini pun dibandingkan dengan koleganya sesama artis sekaligus anggota DPR, Primus Yustisio.

Politikus PAN itu justru mendapat pujian karena memilih menggunakan transportasi umum, yakni KRL (Kereta Rel Listrik), untuk berangkat kerja sejak tahun 2015.

Baca Juga: Viral Jawaban Bocah Soal DPR “Haram, Suka Makan Duit Rakyat” Tamparan untuk Parlemen

Meski dikenal memiliki kekayaan yang melimpah, Primus kerap terlihat berdiri dan berdesakan di kereta bersama masyarakat umum.

Perbandingan gaya hidup kedua legislator ini lantas memunculkan pertanyaan publik soal sensitivitas para wakil rakyat terhadap kondisi masyarakat yang mereka wakili.

Perbandingan Harta Kekayaan

Data Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) menunjukkan bahwa harta kekayaan Nafa Urbach tercatat sebesar Rp20,2 miliar per 20 Juni 2024.

Aset-aset tersebut meliputi properti senilai Rp1,55 miliar, kendaraan Rp1,15 miliar, harta bergerak lainnya Rp13,5 miliar, surat berharga Rp300 juta, serta kas dan setara kas Rp3,7 miliar.