BOGORINSIDER.com --Nama Frans Manansang belakangan menjadi sorotan publik setelah dirinya terseret dalam kasus dugaan eksploitasi dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang melibatkan Oriental Circus Indonesia (OCI) dan Taman Safari Indonesia.
Frans merupakan salah satu anak dari Hadi Manansang, pendiri OCI sekaligus Taman Safari.
Kasus ini mencuat setelah sejumlah mantan pekerja OCI mengajukan laporan resmi kepada Kementerian Hukum dan HAM.
Dalam laporan tersebut, mereka mengungkapkan dugaan praktik eksploitasi yang telah berlangsung sejak tahun 1970-an, dilakukan oleh pemilik dan pengelola OCI serta Taman Safari Indonesia.
Delapan orang perwakilan korban—yang kini sebagian besar telah berusia paruh baya—menuturkan kisah kelam mereka saat masih bekerja sebagai anak-anak.
Dalam kesaksian tersebut, mereka mengaku mengalami berbagai bentuk penyiksaan, mulai dari pemukulan, penyetruman, dipisahkan dari keluarga, dipaksa bekerja meski dalam kondisi tidak sehat, hingga dipaksa memakan kotoran hewan.
Wakil Menteri HAM, Mugiyanto, menilai bahwa kasus ini mencerminkan sejumlah kemungkinan pelanggaran HAM berat.
“Ada perbudakan, penyiksaan, pelanggaran hak atas rasa aman, hak atas pendidikan, dan hak atas identitas,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, 15 April 2025.
Siapa Frans Manansang?
Frans Manansang dikenal luas sebagai salah satu pendiri dan pemilik Taman Safari Indonesia (TSI), destinasi wisata sekaligus pusat konservasi satwa yang ternama di Indonesia. Bersama dua saudaranya, Jansen Manansang dan Tony Sumampau, mereka dijuluki sebagai “Tiga Macan Safari” karena kontribusi besar mereka dalam membangun dan mengembangkan konservasi satwa di Indonesia.
Perjalanan Frans dalam dunia hiburan dan konservasi tidak lepas dari jejak sang ayah, Hadi Manansang, yang merupakan pemain akrobat keliling. Sejak usia muda, Frans dan kedua saudaranya telah terlibat aktif dalam pertunjukan sirkus keliling bernama Bintang Akrobat dan Gadis Plastik.
Mereka tidak hanya tampil di atas panggung, tetapi juga mengurus berbagai aspek produksi—dari pelatihan satwa, logistik, hingga perizinan.
Kesungguhan mereka dalam dunia sirkus pun tidak main-main. Latihan keras, seperti berdiri dengan tangan (handstand) selama lebih dari 45 menit setiap hari, menjadi rutinitas yang dijalani demi menunjang performa. Lambat laun, bisnis sirkus keluarga Manansang berkembang dan memiliki pertunjukan bertenda sendiri.
Artikel Terkait
Pengakuan mengejutkan eks pemain Oriental Circus Indonesia di TSI, dugaan kekerasan dan eksploitasi
Sosok pemilik OCI Taman Safari hingga aduan eks pemain sirkus diduga alami kekerasan fisik
Pendiri Tony Sumampau bantah tudingan kekerasan terhadap mantan pemain sirkus OCI Taman Safari Indonesia
Tuntutan eks pemain sirkus OCI di Taman Safari Indonesia
Kronologi eks pegawai OCI Taman Safari Indonesia bongkar sisi kelam TSI, diperbudak hingga langgar HAM