Kenapa Susu Pertumbuhan Kini Dilarang? Ternyata Ini Dia Bahayanya

photo author
- Kamis, 12 Juni 2025 | 10:25 WIB
Ilustrasi Susu Pertumbuhan
Ilustrasi Susu Pertumbuhan

BOGORINSIDER.com - Susu pertumbuhan telah lama menjadi bagian dari pola konsumsi anak-anak di Indonesia. Dengan klaim mampu mendukung tinggi badan, kecerdasan, hingga imunitas anak, produk ini begitu populer di kalangan orang tua.

Namun belakangan, muncul perdebatan dan bahkan larangan di sejumlah negara terhadap produk susu pertumbuhan, memicu pertanyaan besar: mengapa susu pertumbuhan mulai dilarang, dan apa dampaknya bagi anak-anak?

Larangan terhadap susu pertumbuhan bukan tanpa alasan. Sejumlah ahli gizi dan lembaga kesehatan, termasuk Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF, menyuarakan kekhawatiran bahwa susu pertumbuhan seringkali mengandung gula tambahan yang tinggi.

Kandungan gula yang berlebihan ini dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, serta kerusakan gigi pada anak-anak.

Bahkan dalam jangka panjang, konsumsi rutin susu tinggi gula bisa memengaruhi preferensi rasa anak, membuat mereka terbiasa dengan makanan dan minuman manis.

Selain kandungan gula, aspek pemasaran produk juga menjadi sorotan. Susu pertumbuhan sering kali dipromosikan dengan pendekatan emosional dan diklaim seolah-olah menjadi kebutuhan pokok bagi tumbuh kembang anak.

Padahal, menurut pedoman WHO, anak-anak berusia 1 tahun ke atas sudah bisa memperoleh gizi yang cukup dari makanan keluarga yang seimbang, tanpa harus bergantung pada produk susu pertumbuhan komersial.

Organisasi kesehatan juga menekankan bahwa susu pertumbuhan bukanlah kategori gizi esensial. Dalam banyak kasus, produk ini lebih menguntungkan industri dibandingkan memberi manfaat kesehatan yang signifikan bagi anak.

Di beberapa negara seperti India dan Sri Lanka, pemerintah mulai mengatur bahkan melarang iklan susu pertumbuhan untuk mencegah kesalahpahaman di masyarakat.

Namun, ini bukan berarti semua jenis susu harus dihindari. Susu segar atau susu murni tanpa tambahan gula tetap dianggap baik untuk anak, asalkan dikonsumsi sesuai kebutuhan dan tidak menggantikan makanan pokok.

Yang menjadi perhatian utama adalah produk dengan embel-embel “pertumbuhan” yang biasanya diperkaya berbagai zat tambahan peakmag, rasa, dan gula tinggi.

Bagi para orang tua, penting untuk lebih kritis dalam memilih produk untuk anak. Membaca label gizi, memperhatikan kandungan gula, serta tidak terpengaruh janji-janji iklan adalah langkah awal yang bijak.

Nutrisi terbaik tetap berasal dari makanan alami yang beragam, seperti sayur, buah, protein, karbohidrat kompleks, dan lemak sehat.

Larangan terhadap susu pertumbuhan bukanlah bentuk pelarangan susu secara umum, melainkan ajakan untuk lebih cermat dan sadar akan pola konsumsi anak.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ayu Ningsih

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kenapa Sering Laper Tengah Malam?

Rabu, 17 September 2025 | 21:20 WIB

Cedera Mata Akibat Padel Risiko paling Diremehkan

Rabu, 17 September 2025 | 21:13 WIB

Ganti 4 Minuman ini Agar Ginjal Tetap Sehat

Rabu, 17 September 2025 | 20:53 WIB

Waspada, Tiba-tiba Memar tanpa Benturan

Rabu, 17 September 2025 | 20:46 WIB

Perlukah Rambut Dicukur Habis? Ini Penjelasan Dokter !

Rabu, 17 September 2025 | 20:36 WIB

Rambut Rontok dan Kering Atasi dari Rumah

Selasa, 16 September 2025 | 20:50 WIB

Khasiat Jahe Merah dan Lemon untuk Tubuh

Selasa, 16 September 2025 | 20:37 WIB

Terpopuler

X