BOGORINSIDER.com - Mengatur stok bahan baku merupakan tantangan besar bagi banyak perusahaan. Di satu sisi, ketersediaan bahan baku harus selalu terjamin agar produksi berjalan lancar.
Namun di sisi lain, terlalu banyak menyimpan stok dapat membebani arus kas (cash flow) perusahaan.
Oleh karena itu, manajemen persediaan harus dilakukan dengan strategi yang cermat, dilansir dari situs SCM Guide, agar operasional tetap stabil tanpa mengorbankan kesehatan keuangan.
- Memahami Pola Permintaan Pasar
Langkah pertama dalam mengatur stok bahan baku adalah memahami pola permintaan pasar. Dengan mengetahui kapan permintaan meningkat atau menurun, perusahaan dapat menyesuaikan jumlah bahan baku yang harus disiapkan.
Misalnya, permintaan biasanya naik menjelang musim tertentu atau hari besar, maka stok harus ditambah. Sebaliknya, di masa sepi permintaan, jumlah stok bisa dikurangi agar modal tidak terikat terlalu lama.
Pemahaman ini bisa didapat melalui data historis penjualan, analisis tren industri, hingga feedback dari pelanggan. Semakin akurat prediksi permintaan, semakin optimal pula pengelolaan bahan baku.
- Menerapkan Sistem Just in Time (JIT)
Konsep Just in Time menjadi solusi efektif untuk mengurangi beban cash flow. Sistem ini menekankan pada pengadaan bahan baku sesuai kebutuhan produksi, bukan menyimpannya dalam jumlah besar di gudang. Dengan begitu, perusahaan tidak perlu menahan modal dalam bentuk stok yang belum tentu segera dipakai.
Namun, JIT hanya bisa berhasil jika perusahaan memiliki pemasok yang andal dan proses distribusi yang lancar. Risiko keterlambatan pengiriman harus diminimalkan agar produksi tidak terganggu.
- Menggunakan Teknologi dalam Manajemen Stok
Teknologi digital kini menjadi kunci dalam menjaga keseimbangan stok bahan baku. Dengan software berbasis Supply Chain Management, perusahaan dapat memantau persediaan secara real-time, membuat laporan otomatis, hingga mengatur pengadaan dengan lebih presisi.
Sistem ini juga memudahkan integrasi data antara gudang, tim produksi, dan bagian keuangan. Hasilnya, setiap keputusan terkait bahan baku bisa diambil dengan lebih cepat dan akurat, sekaligus mencegah terjadinya overstock atau kekurangan.
- Menentukan Safety Stock yang Ideal
Meskipun efisiensi penting, perusahaan tetap perlu memiliki cadangan bahan baku (safety stock) untuk mengantisipasi situasi darurat. Misalnya, jika pemasok utama mengalami gangguan, stok cadangan dapat digunakan sementara waktu.
Kunci utamanya adalah menentukan jumlah safety stock yang ideal: tidak terlalu banyak sehingga membebani arus kas, tetapi cukup untuk menutupi risiko keterlambatan pasokan. Perhitungan ini bisa dilakukan dengan mempertimbangkan lead time pemasok, tingkat permintaan, dan variabilitas pengiriman.
- Menjalin Hubungan Baik dengan Pemasok
Kerja sama dengan pemasok sangat menentukan kelancaran pengelolaan stok bahan baku. Hubungan yang baik dapat memberi perusahaan keuntungan tambahan, seperti fleksibilitas pembayaran, prioritas pengiriman, hingga diskon harga.
Komunikasi yang terbuka dengan pemasok juga memungkinkan perusahaan merencanakan pengadaan bahan baku dengan lebih efektif. Misalnya, jika ada potensi keterlambatan pasokan, pemasok bisa memberi informasi lebih awal agar perusahaan dapat menyiapkan solusi alternatif.
