BOGORINSIDER.com --Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E menghadirkan 3 saksi ahli dari berbagai bidang dalam agenda sidang lanjutan pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Salah satunya mengatakan bahwa Bharada E memiliki tingkat kejujuran dan kepatuhan yang cukup tinggi.
Selain itu, saksi yang merupakan ahli Psikologi klinik dewasa ini juga menyatakan bahwa Bharada E sangat dekat dengan orang tuanya sejak kecil.
Baca Juga: Pernyataan ahli psikologi forensik mengenai Bharada E hanya menjalankan perintah besar Ferdy Sambo
Psikolog klinik memperoleh informasi tentang masa kecil Bharada E melalui teknik mengingat dengan orang tua dan Richard sendiri. Menurut Lisa, Bharada E adalah orang yang mendengarkan orang tuanya.
“Anak (Bharada E) yang cenderung dari kecil sekali patuh, manis, selalu mencoba untuk menolong,” ungkap ahli Psikologi klinik dewasa Liza Marielly Djaprie.
Ada cerita yang mengharukan mengenai masa kecil Bharada E di mana dirinya pernah pulang dari sekolah dengan menangis. Diketahui hal ini karena ia bertengkar dengan teman sekolahnya namun tidak mau melawan.
“Pernah beberapa kali pada saat fase sekolah dasar itu berantem dengan teman tapi pulang ke rumah meneteskan air mata, terus ditanya Mamanya ‘kenapa nggak melawan?” menurut dia nggak papa udahlah biarin aja,” ungkap ahli psikologi psikologi klinik dewasa, Liza Marielly Djaprie (26/12/2022)
Liza juga menambahkan bahwa Bharada E cenderung memiliki karakter avoidance conflict atau menghindari konflik.
Baca Juga: Pernyataan mengejutkan dari ahli filsafat Romo Franz Magines Suseno dalam persidangan Bharada E
“Jadi memang ada kecenderungan Richard itu avoidance conflict, jadi kita punya karakter tertentu. Salah satu yang dari kecil terlihat dari Richard adalah patuh, avoidance conflict (menghindari konflik), dan cenderung nurut aja. Selalu mencoba untuk menjaga kedamaian,” ungkap ahli psikologi klinik dewasa.
Di samping itu, ahli psikologi klinik dewasa juga menemukan fakta bahwa Bharada E adalah sosok yang senang untuk membantu orang-orang di sekitarnya. Ketika memasuki sekolah menengah pertama atau SMP, Bharada E semakin aktif untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang lebih positif.
Diketahui ternyata Bharada E sempat tergabung dalam berbagai ekstrakulikuler mulai dari panjat tebing hingga paduan suara. Meskipun sejak memasuki SMP, Bharada E sempat mengalami masa ‘nakal’ khas anak remaja.
Baca Juga: Usai penembakan Brigadir J, Bharada E ditelepon Ferdy Sambo: kau tenang saja tetap pada skenario