BOGORINSIDER.com – Di tengah derasnya arus modal global, Asia Tenggara kini jadi medan persaingan baru bagi para miliarder dunia.
Bukan lagi soal pariwisata atau ekspor, tapi tentang siapa yang berhasil menjadi “rumah baru” bagi keluarga superkaya dunia melalui lembaga pengelolaan aset bernama family office.
Dan kini, Indonesia mulai menantang dominasi Singapura dan Malaysia, dua negara yang sudah lebih dulu punya ekosistem matang di bidang ini.
Latar Persaingan: Rebutan Uang Triliunan Dolar
Menurut data UBS Global Family Office Report 2025, ada lebih dari 8.000 family office di seluruh dunia, dengan total aset kelolaan mencapai USD 5,4 triliun.
Sebagian besar berlokasi di AS dan Eropa, tapi dalam lima tahun terakhir, Asia terutama Asia Tenggara mulai naik daun.
Singapura menjadi magnet utama karena stabilitas hukumnya, sementara Malaysia memikat dengan pajak yang lebih rendah.
Kini Indonesia ingin masuk ke gelanggang itu, dengan keunggulan biaya operasional rendah dan gaya hidup eksotis Bali.
“Indonesia sedang mempersiapkan diri sebagai alternatif yang lebih dinamis dibanding Singapura,” ujar Deputi Bidang Ekonomi DEN.
Singapura: Pemimpin Asia yang Sudah Teruji
Singapura punya keunggulan yang sulit ditandingi.
Sejak 2019, negeri itu secara agresif menarik family office melalui program Variable Capital Company (VCC) struktur hukum yang fleksibel untuk dana pribadi keluarga kaya.
Kelebihan Singapura:
- Pajak penghasilan 0% untuk pendapatan investasi tertentu.
- Perlindungan hukum kelas dunia.
- Infrastruktur keuangan digital dan perbankan global.
- Lebih dari 1.400 family office aktif (data MAS 2025).
Namun, keunggulan itu datang dengan biaya tinggi dan aturan ketat.
Proses izin di bawah Monetary Authority of Singapore (MAS) bisa memakan waktu berbulan-bulan dan biaya operasional mencapai jutaan dolar per tahun.
“Singapura efisien tapi eksklusif. Tidak semua investor nyaman dengan rigiditas sistemnya,” ungkap analis PwC Asia Pacific.
Baca Juga: Potensi USD 500 Miliar: Seberapa Besar Peluang Family Office bagi Indonesia?
Malaysia: Saingan Baru yang Lebih Fleksibel
Malaysia meluncurkan kebijakan family office framework pada awal 2024, dengan tujuan menarik investor yang lelah dengan birokrasi Singapura.
Wilayah Labuan International Business and Financial Centre (IBFC) menjadi basis utama.