-
Bakso Bakar Pedas – disiram sambal kecap kental dengan cabai rawit halus, lalu dibakar hingga permukaannya sedikit gosong.
-
Bakso Bakar Manis-Pedas – versi lebih ringan, cocok untuk yang tak kuat pedas tapi tetap mau sensasi bakarannya.
Teksturnya kenyal tapi empuk, dengan aroma bakaran yang khas. Disajikan di piring daun pisang, lengkap dengan tusuk bambu. Biasanya pelanggan juga memesan kuah hangat sebagai pelengkap — gurihnya pas untuk mengimbangi rasa pedasnya.
Untuk minum, tersedia teh manis panas, kopi tubruk, atau susu jahe yang diseduh langsung oleh istri Si Abah. Kombinasi sempurna untuk malam dingin di Puncak.
Baca Juga: Ngopi Asyik di Tengah Sawah, Menyatu dengan Alam Destinasi Hidden Gem di Warung Kopi Cijeruk
Tempat Nongkrong Favorit Biker
Warung Si Abah jadi semacam “check point” bagi komunitas motor dan traveller malam. Di akhir pekan, deretan motor berjejer di pinggir jalan depan warung.
Kadang, aroma knalpot motor berpadu dengan asap arang dan tawa pengunjung menciptakan atmosfer khas anak jalanan Puncak yang penuh kebersamaan.
“Kalau nggak mampir ke Si Abah, belum sah lewat Puncak malam-malam,” ujar salah satu biker sambil tertawa.
Lokasi & Akses
Warung Bakso Urat Bakar Si Abah terletak di Jl. Raya Puncak Lama, sekitar 500 meter sebelum Masjid Atta’awun(arah dari bawah). Tidak ada papan nama besar, tapi kamu bisa mengenalinya dari asap arang dan kerumunan orang di tepi jalan.
Parkirnya memang terbatas, jadi lebih baik datang dengan motor atau jalan kaki jika menginap di sekitar sana. Jangan lupa siapkan uang tunai, karena belum menerima pembayaran digital.
Daya Tarik dan Keunikan
Selain rasa, ada beberapa hal yang bikin tempat ini spesial:
-
Aroma bakaran otentik yang hanya bisa didapat dari arang alami.
-
Interaksi hangat antara Si Abah dan pembeli, seperti keluarga sendiri.
-
Pemandangan lampu kota Bogor yang terlihat redup di kejauhan dari beberapa sudut jalan.
-
Kesederhanaan atmosfer, yang justru membuat banyak orang merasa “pulang”.