Dukungan seperti ini krusial. Banyak studi menunjukkan, dukungan emosional dari keluarga meningkatkan keberhasilan rehabilitasi hingga 60%.
Ammar sendiri dalam beberapa kesempatan mengatakan bahwa anak-anaknya adalah alasan terbesar ia ingin berubah.
Stigma dan Peluang Kedua
Namun, keluar dari penjara bukan berarti bebas dari beban.
Bagi publik figur, stigma sosial adalah tembok tertinggi yang harus didobrak.
Beberapa mantan napi artis mencoba bangkit tapi gagal karena dunia hiburan menolak memberi kesempatan.
“Masalah kita bukan pada hukuman, tapi pada stigma. Padahal orang bisa salah, dan orang juga bisa berubah,” ujar aktivis sosial Teguh Pambudi dari Yayasan Pemulihan Nusantara.
Mungkin, jika Ammar benar-benar menjalani proses perubahan spiritual dan sosial secara serius, masyarakat akan memberi ruang kedua meski kecil.
Baca Juga: Ammar Zoni Terancam Batal Bebas Bersyarat: Kasus Baru di Rutan
Hidup Setelah Bebas: Antara Cermin dan Cahaya
Kalau semua proses berjalan baik, Ammar diperkirakan baru bisa keluar dari Rutan Salemba antara akhir 2027 atau awal 2028.
Waktu yang panjang, cukup untuk merenung, belajar, dan membangun diri.
Jika rehabilitasi benar-benar dijalani, ia masih berpeluang kembali ke publik bukan sebagai aktor populer, tapi sebagai figur inspiratif yang berbagi kisah perjuangan melawan kecanduan.
“Kita tidak bisa menghapus masa lalu, tapi bisa menulis bab baru yang lebih baik,” kata Ammar dalam catatan pribadi yang pernah dibagikan lewat kuasa hukumnya pada 2024.
Harapan dari Banyak Orang
Ustaz Derry Sulaiman, yang dulu sering memberi nasihat rohani pada Ammar, masih menyimpan harapan besar.
“Saya percaya, Allah tidak akan menutup pintu tobat bagi siapa pun. Mungkin ini bukan akhir, tapi cara Tuhan menyelamatkan dia.”
Pernyataan itu menggambarkan makna sesungguhnya dari perjalanan manusia bahwa bahkan dalam kejatuhan, selalu ada jalan pulang.
Perjalanan Ammar Zoni belum berakhir. Ia masih bisa memilih tetap terjebak dalam masa lalu, atau menapaki jalan baru menuju pemulihan sejati.
Rehabilitasi bukan hadiah, tapi kesempatan yang layak diperjuangkan.
Dan di tengah stigma serta kelelahan hidup, harapan itu, sekecil apa pun, tetap hidup.