BOGORINSIDER.com – Sejak muncul kabar base fuel Pertamina mengandung etanol 3,5%, perdebatan publik seolah tak ada habisnya.
Tapi di balik pernyataan pakar dan kebijakan pemerintah, ada satu sisi yang jarang terdengar: suara konsumen.
Bagaimana reaksi para pengguna mobil dan motor di lapangan? Apakah benar mereka mengalami dampak? Atau justru ini hanya efek psikologis karena kurangnya informasi?
Reaksi Awal di Media Sosial
Begitu isu “BBM bercampur etanol” mencuat, media sosial langsung ramai.
Tagar seperti #BBMEtanol, #Pertamina, dan #SPBUVIVO sempat jadi trending di X (Twitter).
Beberapa warganet menulis:
- “Mobil saya jadi agak boros sejak isi Pertamax. Beneran karena etanol ya?”
- “Kalau 3,5% etanol itu aman, kenapa gak diumumin dari dulu?”
- Namun, ada juga yang membela kebijakan ini:
- “Di luar negeri sudah biasa pakai E10 kok, malah lebih bersih.”
Dari sini terlihat jelas: perbedaan opini publik lebih disebabkan minimnya informasi resmi daripada fakta teknis di lapangan.
Baca Juga: Dari Brasil ke Thailand: Pelajaran BBM Etanol untuk Indonesia
Pengalaman Pengguna Mobil
Di komunitas otomotif seperti AvanzaXenia Club dan Honda Brio Community, para anggota mulai berbagi pengalaman mereka.
- Keluhan umum: mobil terasa sedikit berbeda pada tarikan awal.
- Sebagian lain: tidak merasakan perbedaan berarti.
- Beberapa pengguna lama: justru merasa mesin lebih halus karena oktan lebih tinggi.
Seorang anggota komunitas di Jakarta menulis,
“Saya pakai Pertamax biasa. Setelah isu etanol, udah saya uji 3 minggu, performa sama aja. Cuma mungkin lebih cepat menguap kalau tangki dibuka.”
Artinya, efek nyata ke mesin tampaknya belum signifikan — meski persepsi konsumen bisa memengaruhi cara mereka menilai performa kendaraan.
Pengalaman Pengguna Motor
Untuk pengguna motor, ceritanya sedikit berbeda.
Beberapa pengendara mengeluh tarikan motor jadi agak kasar, terutama pada motor karburator lama.