BOGORINSIDER.com – Saat Indonesia baru ramai memperdebatkan kandungan etanol 3,5% dalam BBM Pertamina, banyak negara lain sudah lebih dulu melangkah jauh.
Mereka bukan hanya menguji coba, tapi sudah menjalankan sistem bahan bakar berbasis bioetanol puluhan tahun.
Jadi, siapa saja negara yang sukses memakai BBM campur etanol? Dan apa yang bisa kita pelajari dari mereka?
1. Brasil – Pionir Etanol Dunia
Brasil adalah juaranya bioetanol. Sejak tahun 1975, negeri Samba ini menjalankan Program Proálcool, kebijakan nasional yang mewajibkan pencampuran etanol dari tebu ke bahan bakar.
Hasilnya?
- Semua bensin di Brasil kini mengandung 25% etanol (E25).
- Bahkan tersedia E100, bahan bakar 100% etanol untuk kendaraan Flex Fuel.
- Emisi karbon turun drastis, dan impor minyak berkurang signifikan.
Yang menarik, Brasil sukses karena melibatkan petani lokal sebagai tulang punggung produksi etanol. Pemerintah memberi insentif besar untuk sektor tebu, menciptakan sinergi antara pertanian dan energi.
2. Amerika Serikat – Etanol Jadi Standar Nasional
Di AS, bioetanol juga bukan hal baru. Sejak awal 2000-an, pemerintah mewajibkan penggunaan E10 (10% etanol) pada hampir semua bensin yang dijual di SPBU.
Bahkan di beberapa negara bagian, ada opsi E15 atau E85 untuk mobil fleksibel (Flex Fuel Vehicles).
Keuntungan utama mereka:
- Infrastruktur lengkap.
- Standar kualitas ketat.
- Label BBM transparan.
Konsumen tahu dengan jelas apa yang mereka beli. Kalau pom bensin menjual “E10”, semua orang paham bahwa bahan bakar itu mengandung 10% etanol tidak seperti di Indonesia yang masih “abu-abu”.
Baca Juga: BBM Etanol 3,5%: Ramah Lingkungan atau Ancaman Mesin?
3. Thailand – Transisi Bertahap yang Efektif
Thailand menjadi contoh terbaik di Asia Tenggara. Mereka menerapkan kebijakan Biofuel Roadmap sejak awal 2000-an, menggantikan bensin murni dengan E10, E20, dan E85 secara bertahap.
Artikel Terkait
Dari Operator ke Penjual Kopi: Cerita Pegawai Shell
Kenapa SPBU Shell Kosong? Ini 5 Penyebab Utama
BBM Shell Habis, Ini Klarifikasi ESDM dan DPR
Dampak Ekonomi dari Fenomena SPBU Shell Kosong
Fenomena Shell Kosong, Apa Solusi ke Depan?