Kini, sebagian besar kendaraan baru di Thailand sudah kompatibel dengan E20. Pemerintah bahkan menghapus total bensin non-etanol (RON 91) dari pasar domestik.
Kuncinya ada pada dua hal:
- Edukasi publik yang masif.
- Dukungan penuh industri otomotif.
Produsen mobil di Thailand (termasuk Toyota dan Honda) menyesuaikan mesin agar tahan etanol.
4. India – Mengejar Target E20 Tahun 2025
India termasuk negara berkembang yang serius mengejar transisi energi. Pemerintah menargetkan semua bensin di India harus mengandung 20% etanol (E20) pada tahun 2025.
Langkah mereka agresif:
- Memperbanyak produksi etanol dari tebu & jagung.
- Memberi subsidi bagi industri bioetanol.
- Mengedukasi konsumen lewat label dan kampanye nasional.
India juga memperluas riset ke etanol dari limbah pertanian bukan hanya dari bahan pangan. Tujuannya agar program biofuel tidak mengganggu ketahanan pangan.
5. Jepang – Fokus pada Efisiensi dan Kualitas
Jepang mungkin tidak seagresif Brasil atau AS, tapi mereka mengembangkan etanol dengan pendekatan berbeda. Fokusnya bukan pada volume tinggi, tapi efisiensi dan kualitas tinggi.
Mereka meneliti campuran etanol dengan isobutanol dan bahan sintetis lain untuk menghasilkan bensin yang lebih bersih dan stabil. Jepang juga mempromosikan BBM “Eco” di SPBU besar seperti Eneos dan Idemitsu.
Baca Juga: VIVO & BP Tolak BBM Pertamina: Gara-Gara Etanol 3,5%
Apa yang Bisa Dipelajari Indonesia
Dari lima negara di atas, ada beberapa pelajaran penting:
- Transparansi adalah segalanya.
Semua negara punya label BBM jelas (E10, E20, E85). Konsumen tahu persis kadar etanolnya. - Kebijakan harus konsisten.
Tidak cukup hanya “uji coba”. Butuh regulasi jangka panjang yang memberi kepastian bagi produsen dan pengguna. - Edukasi publik.
Di Indonesia, banyak orang panik mendengar “BBM bercampur etanol”. Padahal di luar negeri itu sudah hal biasa. - Dukungan infrastruktur dan industri.
Negara seperti Thailand sukses karena pabrikan otomotif ikut menyesuaikan teknologi mesin.
Posisi Indonesia Saat Ini
Indonesia baru mencoba pencampuran 3,5% etanol di base fuel Pertamina masih jauh dibanding E10 atau E20 di luar negeri.