spill-news

Pertamina & Etanol 3,5%: Ancaman Mesin atau Solusi Energi?

Sabtu, 4 Oktober 2025 | 23:58 WIB
“SPBU Pertamina di Jakarta, kini jadi sorotan publik usai isu kandungan etanol dalam BBM.” (Foto/ X @InfoJktCom)

BOGORINSIDER.com – Polemik baru tengah mencuat di dunia energi Indonesia. Publik dikejutkan oleh temuan bahwa base fuel yang digunakan Pertamina mengandung etanol sebesar 3,5%.

Kabar ini sontak memicu pro-kontra. Ada yang menilai pencampuran etanol merupakan langkah maju menuju transisi energi bersih, tapi tak sedikit pula yang meragukan transparansi serta dampaknya terhadap mesin kendaraan. Bahkan, beberapa SPBU swasta seperti VIVO dan BP menolak membeli bahan bakar tersebut.

Lalu, apa sebenarnya yang terjadi di balik BBM bercampur etanol ini? Mari kita bedah fakta, kronologi, dan regulasi yang melingkupinya.

Isu ini mencuat setelah media nasional melaporkan adanya etanol di dalam base fuel Pertamina. Angka 3,5% terbilang signifikan karena masuk kategori blending, bukan sekadar kontaminasi.

Etanol sendiri dikenal sebagai bahan bakar nabati (bioethanol) yang biasanya diproduksi dari tebu, singkong, atau jagung. Dalam dunia energi, etanol sudah lama digunakan untuk menaikkan angka oktan (RON) sehingga bensin lebih efisien dalam proses pembakaran.

Namun, yang jadi sorotan adalah: mengapa hal ini baru diketahui publik sekarang?

Bagi masyarakat, pertanyaan paling mendasar tentu soal keamanan: apakah bensin dengan etanol aman untuk mesin motor dan mobil?

Menurut pakar otomotif, pencampuran etanol memang bisa membantu meningkatkan performa pembakaran. Tetapi, etanol juga memiliki sifat higroskopis (menyerap air), yang berpotensi menimbulkan karat pada tangki atau sistem bahan bakar bila tidak dikelola dengan aditif khusus.

Baca Juga: Fenomena Shell Kosong, Apa Solusi ke Depan?

Sejumlah pengguna kendaraan bahkan khawatir akan munculnya:

  • Penurunan performa mesin,
  • Boros bahan bakar,
  • Risiko kerusakan pada komponen karet atau plastik.

Di sisi lain, para ahli bioenergi menilai angka 3,5% masih dalam kategori aman. Bahkan, di negara seperti Brasil atau AS, pencampuran etanol bisa mencapai 10–20% (E10, E20), bahkan lebih tinggi.

Polemik semakin panas ketika VIVO dan BP dikabarkan membatalkan pembelian BBM Pertamina akibat adanya kandungan etanol.

Alasannya sederhana: kedua SPBU swasta tersebut memiliki formula aditif sendiri, dan pencampuran etanol dinilai bisa mengganggu stabilitas produk mereka. Ini bukan hanya soal kualitas, tapi juga soal kepercayaan konsumen.

Langkah penolakan ini semakin memperbesar tanda tanya publik: apakah pencampuran etanol dilakukan secara transparan?

Halaman:

Tags

Terkini

Elegan di Tengah Isu: Citra Publik Raisa Tetap Kuat

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:28 WIB

Fenomena Netizen: Mengapa Publik Begitu Ingin Tahu?

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:21 WIB

Rahasia Kekuatan Hubungan Raisa dan Hamish Daud

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:09 WIB

Tekanan di Balik Popularitas: Kisah Raisa & Hamish

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:58 WIB

Hapus Foto, Viral Seketika: Fenomena Raisa & Hamish

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:42 WIB

Rumor Cerai: Raisa Menggugat Suami Setelah 8 Tahun

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:07 WIB