Fenomena di Surabaya membuktikan, meski kuota impor ditambah, distribusi ke Jawa Timur tidak secepat yang diharapkan.
Baca Juga: Kenapa SPBU Shell Kosong? Ini 5 Penyebab Utama
Penyebab 5: Lonjakan Permintaan Lokal
Di kota besar, konsumen kelas menengah ke atas lebih memilih BBM dengan oktan tinggi demi performa kendaraan.
Lonjakan permintaan yang tidak terantisipasi mempercepat habisnya stok. Bahkan, beberapa SPBU melaporkan antrean panjang saat stok BBM baru datang.
Analisis Mendalam
Jika ditarik ke konteks lebih luas, fenomena Shell kosong adalah cerminan:
- Kerentanan energi swasta: SPBU non-Pertamina sangat bergantung pada impor.
- Ketidakstabilan regulasi: aturan yang berubah-ubah membuat distribusi tidak mulus.
- Kurangnya diversifikasi pasokan: masih minim kilang dalam negeri yang bisa menghasilkan BBM berkualitas tinggi.
Perspektif Pihak Terkait
- Shell Indonesia: mengakui ada “penyesuaian operasional” dan stok bensin tidak tersedia di beberapa SPBU.
- Menteri ESDM: menegaskan stok BBM nasional aman, meski Shell kosong. Kuota impor sudah ditambah.
- DPR RI: menyebut masalah utama bukan stok nasional, melainkan distribusi dan realisasi kuota impor.
Dampak dari Faktor Penyebab
- Konsumen kesulitan mencari BBM alternatif.
- Karyawan SPBU dirumahkan.
- Pertamina kebanjiran konsumen tambahan.
Prediksi ke Depan
Jika regulasi impor tidak segera disederhanakan, fenomena serupa bisa terulang.
Pemerintah perlu memperkuat produksi BBM dalam negeri agar ketergantungan pada impor bisa berkurang.
Shell juga perlu berinvestasi lebih besar dalam distribusi lokal untuk menghindari kekosongan pasokan di masa depan.
Fenomena SPBU Shell kosong bukanlah sekadar isu teknis, melainkan sinyal serius tentang kerentanan energi di Indonesia.
Kebijakan impor, distribusi logistik, hingga preferensi konsumen berperan dalam menciptakan krisis kecil ini.