BOGORINSIDER.com --Inilah drama Ketua KPU Hasyim yang kini menyeruak dari ruang persidangan etik. Seorang teradu dituding melakukan pendekatan khusus kepada pengadu dengan memanfaatkan relasi kuasa.
Tuduhan itu menyebut, ada rayuan asmara yang diselipkan di tengah kegiatan resmi.
Namun teradu membantah tegas. Ia menyebut dalil itu tidak benar, bahkan cenderung manipulatif.
Baca Juga: Kasus Parkir Mobil Anak Pejabat Berujung Pencopotan Kepsek SMPN1 Prabumulih
Menurutnya, saat kegiatan Bimbingan Teknis di Bali pada 31 Juli, dirinya hanya mengikuti acara jalan sehat bersama peserta lain. Tidak pernah, katanya, ada niat untuk mendekati apalagi merayu pengadu.
Tuduhan lain menyebut teradu mengaku rumah tangganya sedang retak dan dalam proses perceraian.
Lagi-lagi bantahan dilontarkan. Faktanya, menurut teradu, justru pengadu lah yang lebih dulu mendekat.
Bahkan, ia mengungkap banyak hal pribadi tentang keluarganya sendiri kepada teradu.
Pernyataan itu membuat kasus ini semakin rumit. Siapa yang benar? Apakah tuduhan pengadu berlandaskan fakta, atau justru teradu yang menjadi sasaran narasi manipulatif?
Sampai kini, publik hanya bisa menunggu hasil keputusan lembaga terkait.
Baca Juga: Di Balik Senyum, Inilah Deretan Pejabat dan Artis Indonesia yang Hidup dengan Poligami
Satu hal yang jelas di balik panggung kekuasaan, selalu ada drama, tudingan, dan bantahan yang bisa mengubah reputasi seseorang hanya dalam sekejap.