BOGORINSIDER.com --Warna sering kali dianggap sekadar estetika. Namun, di momen krusial, warna bisa menjelma menjadi bahasa perlawanan.
Begitulah kisah Brave Pink, sebuah simbol yang lahir dari peristiwa demonstrasi di Jakarta, akhir Agustus 2025.
Dari Lembut ke Tegas
Pink biasanya diasosiasikan dengan kelembutan, feminitas, kasih sayang, dan dunia perempuan. Namun, potret seorang ibu berjilbab pink yang berdiri tenang di tengah aparat bersenjata mengubah persepsi itu.
Baca Juga: Dari Demo ke Timeline, Lahirnya Tren Brave Pink Ikon Demo 2025
Warna yang tadinya hanya “lembut” kini menjadi ikon keberanian sipil sebuah perlawanan damai yang tetap berakar pada kasih dan empati. Seperti ditulis di media sosial, Brave Pink lahir dari keteguhan menghadapi ketidakadilan tanpa kekerasan.
Narasi Baru untuk Perempuan
Fenomena ini membawa pesan penting: perempuan bukan sekadar penonton dalam ruang sosial-politik. Mereka bisa menjadi wajah dari keberanian.
“Pink bukan lagi hanya tentang kelembutan. Ia kini punya dua sisi: kasih sekaligus keberanian,” tulis seorang kolumnis.
Baca Juga: Kasus Nenek Samiyem, Warga Diimbau Lebih Waspada terhadap Sumur Terbuka
Dengan kata lain, Brave Pink merepresentasikan pemberdayaan perempuan dalam wacana publik, tanpa kehilangan esensi empati yang melekat pada identitasnya.
Solidaritas Lewat Simbol Visual
Momen ini tidak berhenti di jalanan. Brave Pink menjalar ke media sosial, dari Twitter hingga Instagram. Ribuan orang mengganti foto profil mereka dengan nuansa pink sebagai tanda solidaritas.
Menurut portal berita di media sosia, ini adalah bentuk perlawanan kreatif—cara damai masyarakat menunjukkan sikap tanpa harus terjun langsung ke barisan demonstran.
Warna sebagai Bahasa Kolektif
Sejarah mencatat, warna sering menjadi simbol perjuangan: hitam untuk duka dan solidaritas, merah untuk keberanian, kuning untuk reformasi. Kini, pink mendapat tempatnya sebagai bahasa kolektif masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Dua Hari Terjebak di Sumur, Nenek Samiyem Bertahan Hidup hingga Diselamatkan
Ia menandai era baru, di mana simbol visual bisa lebih kuat daripada orasi panjang. Brave Pink menjadi pengingat bahwa identitas tidak selalu keras untuk menjadi tegas.