BOGORINSIDER.com --Kasus penganiayaan terhadap seorang dokter koas, yang diduga melibatkan Lady Aurellia Pramesti, menarik perhatian psikolog Lita Gading.
Lita Gading menyoroti pola asuh orang tua sebagai faktor yang memengaruhi karakter anak.
Lita Gading menyebutkan bahwa pola asuh permisif, di mana anak dibiarkan bebas tanpa aturan yang jelas, berpotensi menciptakan karakter yang bermasalah.
Baca Juga: Sorotan pada latar belakang orang tua korban dan terduga pemicu, old money vs anak pejabat
"Salah satu yang saya lihat adalah pola asuh permisif, membebaskan anak tapi tidak memberikan aturan yang jelas. Anak dimanjakan, segala sesuatu dimudahkan, dan apa pun dibolehkan," ujar Lita, dikutip dari kanal YouTube tvOneNews pada 18 Desember 2024.
Ia menilai pola asuh seperti itu tercermin pada ibu Lady, Sri Melina. Menurut Lita, tindakan Sri yang terlalu terlibat dalam urusan anaknya bukanlah bentuk kasih sayang, melainkan hal yang berlebihan.
"Ini bukan kasih sayang, ini berlebihan, too much," tegas Lita.
Lita menambahkan bahwa pola asuh semacam ini tidak dibenarkan. Orang tua, kata Lita, seharusnya percaya pada kemampuan anak mereka untuk menyelesaikan tugas atau tanggung jawabnya.
Baca Juga: Lady Aurelia dan sang ibunda akhirnya diperiksa pihak kepolisian buntut kasus penganiayaan
"Orang tua semacam ini tidak kita setujui karena segala sesuatu harus dilibatkan ke orang tua. Harusnya orang yakin apakah anaknya mampu menyelesaikan pendidikan kedokteran, apakah benar anak itu memiliki passion sebagai dokter, atau hanya memenuhi keinginan orang tua," jelasnya.
Kasus Bermula dari Konflik Jadwal Piket
Kasus ini bermula dari tindakan penganiayaan yang dialami dokter koas Luthfi, seorang chief yang memimpin Lady di RSUD Siti Fatimah.
Baca Juga: Nama Lady Aurelia Pramesti jadi sorotan, terseret kasus penganiayaan hingga bongkar sisi gelapnya
Kejadian berawal ketika Sri Melina meminta bertemu dengan Luthfi untuk membahas jadwal piket anaknya.