Aksi ini dilakukan sebagai protes atas kebijakan pembatasan kuota pengiriman susu segar ke industri.
Baca Juga: KPU Tak Cetak Ulang Surat Suara
Sebelumnya, peternak bisa mengirim antara 100 hingga 200 ton susu per bulan.
Namun kini, kuota dibatasi hanya hingga 40 ton. Bayu Aji Handayanto, seorang pengepul susu di Pasuruan, menjelaskan bahwa pembatasan tersebut mulai diterapkan sejak akhir 2023.
Bayu biasanya memiliki kontrak dengan sebuah perusahaan susu di Jakarta untuk menyalurkan hasil panen tanpa batasan.
Namun, kebijakan baru membuat jumlah susu yang dapat ia kirim menurun drastis.
Baca Juga: Febby Rastanty Resmi Menikah, Berikut Profil Suaminya
"Sekarang ada pembatasan yang membuat kami sulit. Susu segar harus segera diserap setelah dipanen, kalau tidak, kualitasnya akan menurun," ujar Bayu.
Ia juga mengungkapkan bahwa penurunan kuota ini diduga karena adanya produk susu impor yang masuk ke Indonesia.
Bayu, yang rutin memantau tren industri susu baik nasional maupun internasional, menambahkan, "Ketika susu lokal tidak terserap, kemungkinan besar karena masuknya produk impor."