Sejak itu, Telegram telah berkembang pesat, menjadi pesaing kuat bagi platform lain seperti WhatsApp, Instagram, TikTok, dan WeChat. Saat ini, Telegram memiliki ratusan juta pengguna di seluruh dunia dan diproyeksikan akan mencapai lebih dari satu miliar pengguna aktif bulanan dalam waktu dekat.
Telegram memiliki pengaruh besar di Rusia, Ukraina, dan negara-negara bekas Soviet lainnya, di mana aplikasi ini menjadi sumber informasi penting, terutama dalam konteks perang yang sedang berlangsung di Ukraina. Platform ini telah disebut oleh beberapa analis sebagai "medan perang virtual" dalam konflik tersebut, di mana pejabat Rusia dan Ukraina sama-sama sangat bergantung pada Telegram untuk menyampaikan informasi.
4. Bergaya Hidup Nomaden
Sejak meninggalkan Rusia, Durov telah menjalani gaya hidup nomaden, terus-menerus mencari tempat berlindung yang aman bagi dirinya dan perusahaannya.
Pencariannya untuk rumah bagi Telegram membawanya ke Berlin, London, Singapura, dan San Francisco sebelum menetap di Dubai, tempat kantor pusatnya saat ini berada.
5. Memiliki Banyak Status Kewarganegaraan
Durov menjadi warga negara Prancis pada tahun 2021 dan dilaporkan memegang kewarganegaraan di Uni Emirat Arab serta St. Kitts dan Nevis, negara kepulauan ganda di Karibia.
Baca Juga: Pavel Durov CEO Telegram ditangkap di Bandara Paris dengan surat penangkapan
6. Selalu Ingin Kebebasan
Popularitas Telegram bukannya tanpa tantangan. Pada tahun 2018, Rusia berupaya memblokir aplikasi tersebut setelah Durov menolak memberikan akses ke pesan terenkripsi milik pengguna kepada layanan keamanan negara.
Larangan tersebut sebagian besar tidak efektif, tetapi memicu protes dan kritik dari LSM.
Baru-baru ini, negara-negara Eropa, termasuk Prancis, telah meneliti Telegram atas masalah keamanan dan pelanggaran data.
Pertumbuhan aplikasi tersebut di Eropa telah menarik perhatian regulator Uni Eropa, yang mungkin memberlakukan persyaratan yang lebih ketat pada Telegram berdasarkan undang-undang konten daring yang baru.
"Saya lebih suka bebas daripada menerima perintah dari siapa pun," kata Durov kepada jurnalis AS Tucker Carlson pada bulan April tentang kepergiannya dari Rusia dan pencarian kantor pusat untuk perusahaannya.