BOGORINSIDER.com --Bayangkan kamu tiba di Bogor dan ingin membawa pulang sesuatu yang terasa “Bogor-nya banget”.
Salah satu nama yang pasti muncul Asinan Gedung Dalam. Di balik kesegarannya tersembunyi kisah panjang tentang adaptasi, inovasi, dan ketekunan mempertahankan rasa asli.
Asal-usul dan Evolusi
Asinan Gedung Dalam sejatinya berasal dari usaha keluarga yang berawal dari aktivitas jual buah keliling.
Baca Juga: Wisata Kuliner Soto Kuning Pak Yusuf, Cita Rasa Legendaris dari Kota Hujan Bogor Sejak 1970an
Menurut Liputan6, sejak tahun 1978, sang kakek menjual asinan buah setelah sebelumnya berdagang buah pikul di kawasan Gedung Dalam.
Toko Asinan Gedung Dalam kemudian pindah ke Jalan Siliwangi No. 27 C, Bogor dan berkembang hingga membuka cabang di Ruko V-Point, Pajajaran.
Beberapa catatan lokal menyebut bahwa varian asinan ini dulu ditandai dengan kuah cuka, gula, dan cabai—sebuah kombinasi asam-manis-pedas khas Bogor. Dalam prosesnya, resep diperhalus agar asamnya tidak menyengat tapi tetap segar.
Asinan Gedung Dalam menawarkan dua jenis utama: asinan buah dan asinan sayur.
-
Asinan buah: terdiri dari potongan buah lokal seperti pepaya, bengkuang, nanas, salak, ubi direndam dalam larutan gula, cuka, dan cabai.
-
Asinan sayur: menggunakan kol, wortel, timun, toge, lalu disiram kuah pedas-asam khasnya.
Keunikan lain: larutan merahnya bukan pewarna, melainkan hasil rempah dan cabai asli.
Cita Rasa & Rahasia Konsistensi
Rasa asinan Gedung Dalam dikenal “asap tapi lembut” asamnya terasa menyegarkan, pedasnya cukup menantang, tapi tidak membuat hidung sesak.
Beberapa faktor penting:
Artikel Terkait
Utang Raksasa Whoosh, Cermin Tata Kelola BUMN
Siapa Tanggung Jawab Akhir Utang Whoosh?
Bupati Bogor Dukung PMI Perkuat Layanan Kemanusiaan dan Kejar Akreditasi Unit Transfusi Darah
Pemkab Bogor Siap Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis, Siapkan 570 Titik Dapur MBG
JDIH Kabupaten Mimika Kunjungi Kabupaten Bogor, Pelajari Inovasi Layanan Hukum Inklusif