Pernyataan semacam ini memperkuat keraguan publik bahwa kasus Bjorka masih jauh dari selesai.
Pemerintah Jadi Sorotan
Reaksi publik juga menyoroti peran pemerintah. Banyak warganet yang menuntut agar penangkapan ini tidak berhenti pada seremoni, tetapi diikuti dengan perbaikan sistem keamanan data.
“Menangkap orang gampang. Yang susah itu memastikan data 270 juta warga nggak gampang bocor,” tulis seorang influencer teknologi di X (Twitter).
Baca Juga: Bjorka Ditangkap, Apakah Kebocoran Data Akan Berakhir?
Psikologi Publik: Trauma Digital
Sejak 2022, kebocoran data sudah membuat masyarakat hidup dalam “trauma digital”. Banyak yang merasa bahwa data pribadi mereka dari KTP, nomor HP, hingga riwayat kesehatan sudah tidak lagi aman.
Karena itu, meski penangkapan Bjorka disambut dengan rasa lega, rasa was-was tetap ada. Penangkapan saja tidak cukup untuk menghapus bayangan bahwa data publik masih bisa diakses pihak yang tidak bertanggung jawab.
Para Pakar Ikut Berkomentar
Pakar komunikasi digital, Dewi Sartika, mengatakan fenomena reaksi publik ini wajar. “Masyarakat kita punya tingkat literasi digital yang unik. Mereka bisa serius, kritis, sekaligus kreatif dengan humor. Itu sebabnya kasus Bjorka tak hanya dilihat dari sisi kriminal, tapi juga jadi bahan guyonan,” jelasnya.
Sementara itu, pakar siber dari ITB, Dr. Rudi Hartono, menambahkan:
“Kritisisme publik adalah hal positif. Pemerintah jangan melihat meme sebagai cemoohan semata, tapi sebagai alarm bahwa masyarakat menuntut transparansi.”
Media Sosial Jadi Medan Opini
Dalam kasus Bjorka, jelas terlihat bahwa media sosial punya peran besar membentuk opini publik. Bahkan, narasi netizen kadang lebih memengaruhi persepsi masyarakat daripada pernyataan resmi aparat.
Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah perlu lebih cerdas dalam mengomunikasikan informasi, agar tidak kalah oleh opini liar yang beredar.
Artikel Terkait
Samuel Abrijani mengundurkan diri dampak PDNS di hacker, Effendi Simbolon sindir Budi Arie untuk jadi ksatria juga!
Hacker sekelompok Brain Cipher jebol PDNS malah kasihan dengan warga Indonesia, kenapa?
Akhirnya Kominfo buka akses hasil PDNS, hasil hacker Brain Cipher kasihan pada warga Indonesia
Isi email DPR RI yang diretas hacker dampak UU Pilkada, pesan perlawanan demokrasi dan konstitusi
Ketar ketir pesan hacker usai gampang retas email DPR RI, bentuk perlawanan warga Indonesia