Baca Juga: SPBU Shell Kosong di Jabodetabek, Ini Faktanya
Dampak Sosial-Ekonomi
- Fenomena ini tidak hanya soal kenyamanan berkendara, tapi juga berpengaruh ke sektor lain:
- Transportasi Online: Driver Gojek/Grab yang biasa pakai Shell harus menyesuaikan rute dan waktu isi BBM.
- Logistik: Kendaraan distribusi kecil yang terbiasa pakai BBM Shell perlu adaptasi.
- Psikologis Konsumen: Ada rasa ketidakpastian, karena tidak tahu kapan pasokan Shell normal kembali.
Apa Kata Pemerintah?
Pemerintah menegaskan bahwa konsumen tidak perlu panik. Stok BBM nasional masih aman, meskipun distribusi di Shell terganggu.
Alternatif Pertamina dipastikan mencukupi kebutuhan masyarakat.
Namun, DPR juga meminta agar pemerintah memastikan kompetisi sehat antar-SPBU, sehingga konsumen tetap punya pilihan.
Solusi bagi Konsumen
- Kenali Alternatif – Cari tahu SPBU non-Shell di sekitar rumah atau kantor.
- Pilih Oktan Setara – Jika biasa pakai RON 92 (Shell Super), pilih Pertamax (RON 92) agar mesin tetap optimal.
- Manfaatkan Aplikasi – Beberapa SPBU punya aplikasi untuk memantau stok BBM.
- Isi BBM Lebih Awal – Jangan tunggu tangki kosong, isi saat masih setengah untuk menghindari antrian.
Fenomena SPBU Shell kosong menegaskan bahwa konsumen Indonesia butuh lebih banyak pilihan BBM yang stabil. Bagi pengendara, ini bukan hanya soal harga, tapi juga kenyamanan dan performa mesin.
Meski untuk sementara harus beralih ke alternatif, pengalaman ini membuka mata bahwa ketergantungan pada satu merek bisa menjadi risiko.
Artikel Terkait
Daftar Motor dan Mobil yang Kini Haram Nenggak BBM Pertalite, Salah Satunya Ada Kendaraan 150 CC
Pihak Pertama berikan perbedaan Pertamax oplosan dan blendin BBM
Dampak kasus korupsi minyak mentah, harga BBM untuk Pertamina Dex Series alami penurunan mulai maret ini
Rekaman Lama Ahmad Sahroni Sebut Diri “Mafia BBM” Viral Lagi, Dampak Sebut 'Masyarakat Tolol'