BOGORINSIDER.com – Instruksi Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa agar dana pemerintah Rp200 triliun hanya digunakan untuk kredit sektor riil membawa angin segar bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kebijakan ini diharapkan memperluas akses pembiayaan, yang selama ini menjadi kendala utama pertumbuhan UMKM.
UMKM menyerap lebih dari 60% tenaga kerja Indonesia dan menyumbang sekitar 57% PDB nasional. Namun, permodalan kerap menjadi masalah klasik.
Akses ke kredit bank sulit karena agunan tinggi, bunga kurang kompetitif, dan proses birokratis.
Kebijakan baru Menkeu ini dianggap sebagai peluang besar untuk memperbaiki ekosistem pembiayaan UMKM.
Baca Juga: Instruksi Purbaya: Dana Pemerintah Fokus ke UMKM
Sebelumnya, dana pemerintah di bank lebih banyak ditempatkan dalam bentuk aman seperti obligasi. Kini, dengan arahan baru, dana harus dialirkan ke sektor produktif, terutama UMKM. Beberapa bentuk kredit yang berpotensi dibuka antara lain:
- Kredit usaha mikro tanpa agunan besar
- Kredit produktif untuk petani dan nelayan
- Modal kerja untuk industri kecil dan menengah
- Skema kredit dengan bunga rendah
Bagi banyak pelaku usaha, kebijakan ini bisa menjadi titik balik.
Sinta (35), pengusaha kuliner di Depok, menyampaikan harapannya:
“Selama ini kami kesulitan pinjam ke bank. Kalau sekarang ada dana khusus UMKM, semoga prosesnya lebih mudah dan bunganya ringan.”
Testimoni seperti ini menunjukkan bahwa UMKM siap menyambut kebijakan, asalkan implementasinya benar-benar ramah bagi pelaku kecil.
Meski peluang besar, ada sejumlah tantangan:
- Seleksi debitur: Bank perlu sistem yang adil dan tidak diskriminatif.
- Pendampingan usaha: Kredit tanpa pelatihan bisa meningkatkan risiko gagal bayar.
- Distribusi merata: UMKM di daerah terpencil jangan sampai tertinggal.
Ekonom menilai perlu ada integrasi kebijakan, misalnya dengan pelatihan digitalisasi UMKM dan pendampingan bisnis.
Selain bank, dukungan dari pemerintah daerah, koperasi, dan fintech bisa menjadi kolaborasi penting. Integrasi data penerima kredit UMKM juga akan membantu mencegah tumpang tindih dan kredit fiktif.
Baca Juga: Instruksi Menkeu Baru: Fokus Kredit, Bukan Obligasi
Artikel Terkait
Sri Mulyani Out, Purbaya Yudhi Jadi Menkeu Baru
Menkeu Purbaya, Dari Krisis 98 Hingga Bongkar Masalah Ekonomi Era SBY-Jokowi di DPR RI
Dari Sri Mulyani ke Purbaya, Perbandingan Harta Menkeu Terjun Bebas
Drama Anak Menkeu Purbaya, Unggahan CIA Bikin Heboh Sindir Sri Mulyani
Dana 200 Triliun di BI, Menkeu Purbaya Siap Tarik untuk Ekonomi Buat Rupiah Naik