BOGORINSIDER.com --Presiden Prabowo Subianto secara resmi mencopot Sri Mulyani Indrawati dari jabatan Menteri Keuangan pada Senin (9/9/2025). Keputusan mengejutkan ini disampaikan langsung dari Istana Negara, Jakarta.
Purbaya Yudhi Sadewa, seorang ekonom dengan reputasi lugas, ditunjuk sebagai penggantinya.
Kabar ini langsung mengguncang pasar keuangan. Rupiah tertekan lebih dari 1 persen terhadap dolar AS, sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok terutama di sektor perbankan.
Bank Indonesia (BI) segera melakukan intervensi dengan membeli obligasi pemerintah jangka panjang serta menjaga kestabilan nilai tukar.
Baca Juga: Gudang Oli di Palmerah Ludes Terbakar, 14 Unit Damkar Dikerahkan
Kronologi Pencopotan
Pencopotan diumumkan hanya beberapa jam setelah rapat kabinet terbatas. Menurut keterangan resmi, keputusan ini diambil untuk "penyegaran kabinet dan penguatan arah kebijakan fiskal." Namun, banyak pihak menilai hal ini sebagai kejutan politik dan ekonomi.
Sri Mulyani, yang sudah menjabat sebagai Menteri Keuangan sejak era Presiden Jokowi, dikenal sebagai figur berpengaruh dengan kredibilitas tinggi di mata internasional.
Langkah ini memunculkan tanda tanya besar tentang arah kebijakan fiskal Indonesia ke depan.
Nilai tukar rupiah melemah ke level Rp16.200 per dolar AS, level terendah dalam delapan bulan terakhir. Saham sektor perbankan dan infrastruktur tercatat turun tajam. Investor asing juga dilaporkan melakukan aksi jual besar-besaran.
Baca Juga: Gudang Oli di Slipi Terbakar, Belasan Mobil Pemadam Dikerahkan
Bank Indonesia merespons dengan menggelar operasi pasar. Gubernur BI menyatakan, "Kami siap menjaga stabilitas sistem keuangan. Intervensi di pasar valuta asing dan pembelian obligasi negara menjadi langkah awal."
Purbaya Yudhi Sadewa, ekonom yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dikenal sebagai sosok yang tegas dan "straightforward."
Beberapa analis menilai gaya komunikasinya bisa menenangkan sebagian investor, namun masih ada keraguan mengenai konsistensi kebijakan fiskal tanpa figur sekelas Sri Mulyani.
Media internasional seperti Reuters dan Financial Times menyoroti pencopotan ini sebagai sinyal potensi melemahnya kredibilitas fiskal Indonesia.
Artikel Terkait
BEM UI Gelar Aksi di DPR, Desak Tuntutan 17+8 serta Soroti Purbaya dan Wiranto
Mitos dan Fakta : Apakah Berkumur Air Garam Bisa Membuat Gigi Lebih Putih?
BEM UI Gelar Demo di DPR: Tegaskan Kritik atas Sikap Pemerintah terhadap Tuntutan 17+8
Ucapan Pejabat Tuai Kritik, BEM UI Datangi DPR
Pria ODGJ di Pangandaran Diduga Jadi Korban Penganiayaan, Polisi Selidiki