Kronologi Kasus Pelaku Mutilasi Kekasihnya di Mojokerto dari Awal hingga Akhir

BOGORINSIDER.com --Kasus mutilasi Mojokerto menjadi salah satu tragedi kriminal paling mengerikan di Indonesia.

Ratusan potongan tubuh seorang perempuan berinisial TAS (25) ditemukan tercecer di Pacet, Mojokerto.

Polisi kemudian mengungkap kronologi lengkap bagaimana pelaku, Alvi Maulana (28), yang ternyata kekasih korban, melakukan aksi sadisnya.

Peristiwa bermula pada Sabtu malam, 6 September 2025, di sebuah kamar kos di Surabaya. Alvi dan TAS terlibat pertengkaran hebat. Konflik dipicu masalah ekonomi dan cemburu.

Menurut Kapolres Mojokerto AKBP Andi Rahmad, korban sempat mengeluarkan kata-kata kasar yang memicu emosi pelaku. “Pertengkaran itu membuat pelaku marah dan akhirnya melakukan pembunuhan,” ujar Andi dalam konferensi pers, Selasa (9/9/2025).

Baca Juga: Profil Alvi Maulana, Eks Jagal Pelaku Mutilasi Kekasihnya di Mojokerto

Setelah korban tak bernyawa, Alvi langsung memutilasi tubuh TAS di kamar kos. Latar belakangnya sebagai mantan tukang jagal hewan membuat ia mampu melakukan pemotongan tubuh secara rapi. Polisi menyebut teknik yang digunakan pelaku menunjukkan “keterampilan khusus”.

Beberapa potongan tubuh disimpan di lemari kos, sebagian lain dikubur seadanya, dan sisanya dimasukkan ke dalam kantong plastik besar.

Pembuangan ke Mojokerto

Pada Minggu pagi, Alvi membawa sebagian potongan tubuh menggunakan tas. Ia pergi ke Pacet, Mojokerto, kawasan pegunungan yang dianggap sepi. Di sepanjang jalur Pacet–Batu, ia menyebar potongan tubuh korban ke semak-semak, sungai kecil, hingga jalan setapak.

CNN Indonesia melaporkan, temuan awal mencapai 76 potongan tubuh. Namun, setelah penyisiran intensif, polisi berhasil menemukan hingga 310 potongan tubuh.

Baca Juga: Pernah Jadi Tukang Jagal Hewan, Motif Mutilasi Mojokerto Sampai 76 Potongan Tubuh Ditemukan

Minggu sore (7/9/2025), warga Pacet menemukan bungkusan plastik mencurigakan. Saat dibuka, isinya adalah potongan tubuh manusia.

“Saya kira sampah. Pas dibuka ternyata tangan manusia. Saya langsung lari melapor ke polisi,” kata Arif (42), warga Pacet yang pertama kali menemukan potongan tubuh.