Meski dalam posisi terpuruk, Ahmad Sahroni disebut sempat lega dengan pengembalian jam tersebut. Lewat orang terdekatnya, ia menyampaikan apresiasi terhadap keberanian ibu yang mengembalikan barang tersebut.
Baca Juga: Ketika Negara Tak Stabil, Emosi Kita Ikutan Melempem, berikup ungkap psikolog
Namun di sisi lain, banyak yang menilai kembalinya jam tidak serta-merta menghapus kontroversi besar yang menjeratnya. Publik masih terfokus pada ucapan dan gaya hidupnya yang mewah di tengah penderitaan rakyat.
Kasus jam tangan ini menjadi bahan refleksi lebih luas. Para pengamat menyebut drama pengembalian jam mewah ini memperlihatkan jurang kesenjangan sosial di Indonesia. Di satu sisi, ada pejabat dengan jam tangan miliaran. Di sisi lain, rakyat marah karena harga sembako kian naik.
“Jam tangan ini bukan sekadar barang. Ia simbol ketimpangan yang mencolok. Karena itu publik marah, bukan semata pada jamnya, tapi pada apa yang ia wakili,” jelas seorang sosiolog dari Universitas Indonesia.
Media sosial penuh dengan meme dan komentar soal jam tangan Sahroni. Ada yang menyindir, ada yang marah, bahkan ada pula yang menjadikannya bahan lelucon. “Jam balik, tapi kepercayaan rakyat nggak akan balik,” tulis seorang netizen yang viral.
Kisah jam tangan Richard Mille Ahmad Sahroni akan selalu dikenang sebagai salah satu drama politik paling unik tahun 2025. Dari hilang saat penjarahan, hingga kembali secara dramatis, semuanya menjadi bagian dari rangkaian kontroversi yang membelit sang politisi.
Namun satu hal yang jelas: jam tangan bisa kembali, tapi kepercayaan publik mungkin sulit dipulihkan.
Artikel Terkait
Rumah 1,1 Juta Dolar, Utang 9,9 Miliar, Fakta Mengejutkan Pejabat Tajir Sri Mulyani Ini
Kenapa Otot itu penting? Inilah Alasannya
Flexing di Media Sosial :Biasa atau Udah Keblinger? Ini Batasannya Menurut Psikolog
10 Nutrisi Penting untuk Pertumbuhan Otak Anak dan Meningkatkan Prestasi Belajar
Apa Sih Bercak Putih pada Kuku itu?