Profil Kapolres Ngada ditangkap terkait kasus narkoba dan asusila yang menimpanya

Pada tahun 2019, ia menjabat sebagai Kepala Unit 1 Subdit 4 Ditreskrimsus Polda Jawa Barat. Setelah tiga tahun bertugas di Jawa Barat, ia dipindahkan ke Polda NTT dan menjabat sebagai Kapolres Sumba Timur pada 2022.

Kemudian, pada Juli 2024, ia dipindahkan untuk menjabat sebagai Kapolres Ngada, Flores, NTT.

Dalam catatan e-LHKPN, Fajar memiliki harta senilai Rp 127 juta saat menjabat di Ditreskrimsus Polda Jawa Barat. Kekayaannya terdiri dari sebuah mobil Honda CRV tahun 2008 seharga Rp 100 juta serta kas dan setara kas senilai Rp 27 juta.

Namun, saat menjabat sebagai Kapolres Sumba Timur pada 2022, hartanya menurun menjadi Rp 103 juta.

Setahun berikutnya, kekayaannya kembali berkurang drastis, menyisakan hanya Rp 14 juta dalam bentuk kas tanpa kendaraan.

Kasus yang menjerat AKBP Fajar Widyadharma kini tengah dalam tahap pemeriksaan di Mabes Polri. Menko Polkam Budi Gunawan menegaskan bahwa seluruh aparat penegak hukum yang terbukti melanggar hukum akan dijatuhi sanksi lebih berat dibandingkan masyarakat sipil.

Baca Juga: Kapolres ngada akhirnya ditangkap atas dugaan kasus narkoba dan asusila

"Oknum yang terlibat akan menerima sanksi hukum lebih berat. Selain dikenai hukuman pidana narkoba, mereka juga akan menghadapi hukuman kode etik dan disiplin sesuai aturan di satuan masing-masing, baik di Polri maupun TNI," ujar Budi.

Ia juga memastikan bahwa proses penyelidikan dan penyidikan terhadap kasus ini akan berjalan secara transparan dan tidak akan ada intervensi dari pihak manapun.