Korban insial D sempat 2 kali ditolak Polsek niat untuk laporkan penganiayaan dilakukan anak pemilik toko roti

photo author
- Rabu, 18 Desember 2024 | 13:53 WIB
Korban dari anak pemilik toko roti sempat 3 kali ditolak polsek. Foto/Instagram (Foto/Instagram)
Korban dari anak pemilik toko roti sempat 3 kali ditolak polsek. Foto/Instagram (Foto/Instagram)

BOGORINSIDER.com --Seorang perempuan berinisial D, pegawai sebuah toko roti di kawasan Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, membeberkan pengalaman pahit usai dianiaya oleh George Sugama Halim (GSH), yang diketahui merupakan anak pemilik toko tempat ia bekerja.

Kesaksian ini diungkapkan D saat rapat dengar pendapat di Komisi III DPR RI, Selasa (17/12).

Laporan Ditolak di Dua Polsek

Menurut pengakuan D, penganiayaan terjadi pada Kamis (17/10). Setelah kejadian, ia langsung mendatangi Polsek Rawamangun untuk melaporkan insiden tersebut.

Baca Juga: Sorotan pada latar belakang orang tua korban dan terduga pemicu, old money vs anak pejabat

Namun, laporan D ditolak dengan alasan Polsek tersebut tidak bisa menangani kasus itu.

"Akhirnya dirujuk ke Cakung, tapi di sana juga enggak bisa nanganin," ujar D.

Ketua Komisi III DPR, Habiburrokhman, yang memimpin rapat, mempertanyakan alasan penolakan tersebut. "Kenapa Rawamangun menolak? Apa alasannya? Apakah karena lokasi kejadian?" tanyanya.

Setelah laporan ditolak di dua Polsek, D akhirnya diarahkan untuk melapor ke Polres Jakarta Timur. "Jadi hari itu Anda harus bolak-balik ke tiga kantor polisi?" tanya Habiburrokhman lagi. D pun mengiyakan.

Baca Juga: Psikolog soroti pola asuh dalam kasus penganiayaan dokter koas oleh Lady Aurellia Pramesti

Pengacara dari Pihak Pelaku

Setelah laporan diterima di Polres Jakarta Timur, D mengaku sempat mendapatkan bantuan seorang pengacara yang ternyata dikirim oleh keluarga pelaku. Awalnya, D tidak menyadari bahwa pengacara tersebut berasal dari pihak pelaku, karena ia mengaku sebagai perwakilan dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH).

"Dia bilang utusan dari Polda dan mengaku dari LBH. Saya baru tahu kalau dia dikirim oleh bos saya setelah pertemuan di Polres," ungkap D.

Setelah menyadari hal itu, D memutuskan mengganti pengacaranya. Namun, pengacara baru juga tidak memberikan kejelasan terkait perkembangan kasus.

Beban Berat Keluarga Korban

D menceritakan, pengacara kedua yang dipilih keluarganya kerap meminta uang dengan alasan biaya pengurusan kasus. Hal ini membuat orang tuanya harus menjual satu-satunya sepeda motor mereka.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rosa Nilasari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Elegan di Tengah Isu: Citra Publik Raisa Tetap Kuat

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:28 WIB

Fenomena Netizen: Mengapa Publik Begitu Ingin Tahu?

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:21 WIB

Rahasia Kekuatan Hubungan Raisa dan Hamish Daud

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:09 WIB

Tekanan di Balik Popularitas: Kisah Raisa & Hamish

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:58 WIB

Hapus Foto, Viral Seketika: Fenomena Raisa & Hamish

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:42 WIB

Rumor Cerai: Raisa Menggugat Suami Setelah 8 Tahun

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:07 WIB

Terpopuler

X