Kronologi Naomi bocah Semarang tersesat di Gunung Slamet 3 hari bertahan hidup dengan roti 3 potong

Menurut Sumarudin, anggota Tim SAR Bambangan yang pertama kali menemukan Naomi, gadis itu berada dalam kondisi lemah. Selama tersesat, Naomi bertahan hidup dengan mengonsumsi roti yang dibawanya.

Baca Juga: Respon Dokter Rayendra dan Eka Maulana Didukung Simpatisan Anak Abah Kota Bogor

"Dia bilang masih ada tiga roti, jadi dia awet-awet. Setengah bungkus dimakan di hari pertama, dan sisanya dimakan hingga hari terakhir," ujar Sumarudin pada Selasa (8/10/2024).

Selain itu, Naomi mendapatkan air minum dari sungai yang ia temui di jalur pendakian.

Naomi mengikuti kegiatan pendakian open trip bersama rombongan berjumlah 40 orang.

Pendakian dilakukan secara tek-tok, yang dimulai pada Sabtu malam (5/10) pukul 23.00 WIB.

Karena metode ini, perbekalan yang dibawa sangat terbatas, termasuk tidak membawa tenda. Selama tiga hari tersesat, Naomi harus menghadapi cuaca hujan pada malam hari.

Baca Juga: Anak Abah Bogor Sebut Sosok Dokter Rayendra dan Eka Maulana Mirip Anies Baswedan

Dia hanya berteduh di bawah pepohonan menggunakan jas hujan tanpa penerangan, karena headlamp dan ponselnya sudah kehabisan baterai.

Yang mengejutkan, Naomi tersesat jauh dari jalur pendakian yang seharusnya. Menurut Sumarudin, ia berada sekitar 3 km dari Pos 7 di jalur Bambangan.

Naomi diduga tersesat sejak awal turun dari puncak Gunung Slamet akibat kabut tipis. Meskipun awalnya ia berada di depan rombongan, saat melihat ke belakang, Naomi mendapati teman-temannya tidak terlihat lagi.

Ia akhirnya mengambil jalur kanan yang salah dan terus berjalan sendiri hingga tersesat di luar jalur pendakian resmi.