Wow! Kasus HIV/AIDS di Kota Bogor Meningkat, Separuhnya LGBT

photo author
- Kamis, 11 Agustus 2022 | 08:41 WIB
Simbol HIV dan AIDS (Atlas Composer via Envanto)
Simbol HIV dan AIDS (Atlas Composer via Envanto)

BOGORINSIDER.com - Peningkatan kasus HIV/AIDS di Kota Bogor sepanjang 2022 ini dilaporkan karena LGBT. Jumlah kasus terbaru pada Juli 2022 bertambah 16 kasus.

Total kasus HIV di Kota Bogor sepanjang 2022, sesuai Data Dinas Kesehatan Kota Bogor, menjadi 2028 orang. Hampir separuhnya terjadi pada laki-laki seks dengan laki-laki (LSL) atau bagian dari kelompok LGBT Bogor.

LGBT Kota Bogor sempat viral. Banyaknya LGBT Kota Bogor mendapat sorotan tajam warganet dan ramai di media sosial.

Apa yang dimaksud LGBT? LGBT adalah jargon yang digunakan dalam gerakan pembebasan non-heteroseksual. Istilah ini berasal dari akronim untuk Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender/Transgender, dan menandakan persatuan seksual minoritas.

Baca Juga: Kecelakaan Tanjakan Selarong Puncak, Kronologinya Menyeramkan

Sedangkan HIV (Human Immunodeficiency Virus) virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga daya tubuh semakin melemah dan rentan diserang berbagai penyakit. HIV yang tidak cepat ditangani akan berkembang menjadi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) yang mana kondisi ini merupakan stadium akhir dari infeksi HIV dan tubuh sudah tidak mampu untuk melawan infeksi yang ditimbulkan.

Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Surveilan (P3MS) Dinkes Kota Bogor, dr. Tengku Yenni Febriana seperti disampaikan pada Radar Bogor, menyebut dari 16 kasus positif baru tersebut didominasi oleh laki-laki seks dengan laki-laki (LSL). Kasusnya bahkan mencapai separuh dari total jumlah kasus di bulan Juli.

Yenni mengatakan, perilaku LSL memang merupakan pelaku penularan HIV yang paling rentan. Ia mengatakan, risiko aktivitas seksual melalui anus adalah 90 persen. Lebih besar dari seks vaginal, yang memiliki risiko 70%, dan seks oral (risiko 40%).

Baca Juga: KIsah di Tanjakan Selarong Kabupaten Bogor, Ada Tangisan Perempuan Sebelum Terjadi Kecelakaan

Dikatakannya, Dinas Kesehatan Kota Bogor melalui Dinas Program HIV terus menerapkan strategi penanggulangan HIV dan memutus mata rantai penularannya.

“Kita berusaha agar 95% orang yang hidup dengan HIV harus mengetahui status HIV mereka (tested), 95% orang dengan HIV menjalani pengobatan, dan 95% orang yang sudah menjalani terapi mengalami penurunan jumlah virus (viral load)-nya,” kata Yenni.

Program minum obat untuk orang yang hidup dengan HIV (ODHA) adalah solusi terbaik yang bisa dilakukan. Karena program tersebut dapat mengurangi jumlah virus pada ODHA, sekaligus mengurangi kemungkinan penularan HIV.

Baca Juga: Warga Bogor Mengeluh Tidak Bisa Mengakses Website Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bogor.

Kota Bogor sendiri sudah memiliki Peraturan Daerah (Perda) ‘anti’ LGBT, yakni Perda Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Perilaku Penyimpangan Seksual (P4S).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Faturohman SK

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Lambannya Perkara Kasus Pelecehan di SD Advent Bekasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 13:17 WIB

Terpopuler

X