BOGORINSIDER.com - Peningkatan kasus HIV/AIDS di Kota Bogor sepanjang 2022 ini dilaporkan karena LGBT. Jumlah kasus terbaru pada Juli 2022 bertambah 16 kasus.
Total kasus HIV di Kota Bogor sepanjang 2022, sesuai Data Dinas Kesehatan Kota Bogor, menjadi 2028 orang. Hampir separuhnya terjadi pada laki-laki seks dengan laki-laki (LSL) atau bagian dari kelompok LGBT Bogor.
LGBT Kota Bogor sempat viral. Banyaknya LGBT Kota Bogor mendapat sorotan tajam warganet dan ramai di media sosial.
Apa yang dimaksud LGBT? LGBT adalah jargon yang digunakan dalam gerakan pembebasan non-heteroseksual. Istilah ini berasal dari akronim untuk Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender/Transgender, dan menandakan persatuan seksual minoritas.
Baca Juga: Kecelakaan Tanjakan Selarong Puncak, Kronologinya Menyeramkan
Sedangkan HIV (Human Immunodeficiency Virus) virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga daya tubuh semakin melemah dan rentan diserang berbagai penyakit. HIV yang tidak cepat ditangani akan berkembang menjadi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) yang mana kondisi ini merupakan stadium akhir dari infeksi HIV dan tubuh sudah tidak mampu untuk melawan infeksi yang ditimbulkan.
Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Surveilan (P3MS) Dinkes Kota Bogor, dr. Tengku Yenni Febriana seperti disampaikan pada Radar Bogor, menyebut dari 16 kasus positif baru tersebut didominasi oleh laki-laki seks dengan laki-laki (LSL). Kasusnya bahkan mencapai separuh dari total jumlah kasus di bulan Juli.
Yenni mengatakan, perilaku LSL memang merupakan pelaku penularan HIV yang paling rentan. Ia mengatakan, risiko aktivitas seksual melalui anus adalah 90 persen. Lebih besar dari seks vaginal, yang memiliki risiko 70%, dan seks oral (risiko 40%).
Baca Juga: KIsah di Tanjakan Selarong Kabupaten Bogor, Ada Tangisan Perempuan Sebelum Terjadi Kecelakaan
Dikatakannya, Dinas Kesehatan Kota Bogor melalui Dinas Program HIV terus menerapkan strategi penanggulangan HIV dan memutus mata rantai penularannya.
“Kita berusaha agar 95% orang yang hidup dengan HIV harus mengetahui status HIV mereka (tested), 95% orang dengan HIV menjalani pengobatan, dan 95% orang yang sudah menjalani terapi mengalami penurunan jumlah virus (viral load)-nya,” kata Yenni.
Program minum obat untuk orang yang hidup dengan HIV (ODHA) adalah solusi terbaik yang bisa dilakukan. Karena program tersebut dapat mengurangi jumlah virus pada ODHA, sekaligus mengurangi kemungkinan penularan HIV.
Baca Juga: Warga Bogor Mengeluh Tidak Bisa Mengakses Website Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bogor.
Kota Bogor sendiri sudah memiliki Peraturan Daerah (Perda) ‘anti’ LGBT, yakni Perda Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Perilaku Penyimpangan Seksual (P4S).
Artikel Terkait
Viral Tabrakan Beruntun Jalan Raya Puncak Bogor di Desa Gadog, 1 Korban Tewas Pengendara Vespa
Sudah 20 Tahun Mencukur Rambut di Jalan Otista Bogor, Idrus: Kalau Dulu disini Ramai Sekarang Sepi Banget
5 Rekomendasi Wisata Alam Curug di Bogor yang Menyejukkan dan Masih Asri, Biaya Masuknya Cuma 5000 Ribu Rupiah
lagi Mancing, dikira Biawak Ternyata Buaya Rawa yang Menyerang Warga Kampung Bantarjaya, Kabupaten Bogor
Warga Bogor Mengeluh Tidak Bisa Mengakses Website Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bogor.
Kecelakaan di Puncak Bogor Tanjakan Selarong, Pengendara Vespa Tewas Terjepit 2 Truk
Kronologi Kecelakaan Beruntun di Tanjakan Selarong Jalan Raya Puncak Kabupaten Bogor
KIsah di Tanjakan Selarong Kabupaten Bogor, Ada Tangisan Perempuan Sebelum Terjadi Kecelakaan
Toko Gordyn dan Wallpaper di Bogor, Bintang Decor Solusi Praktisnya
Macet di Jalan Sholeh Iskandar Kota Bogor, Polisi Ungkap Faktor Penyebab Macet