BogorInsider - Di era modern, duduk dalam waktu lama seolah menjadi bagian dari rutinitas harian baik saat bekerja, belajar, menonton film, bermain gim, hingga berselancar di media sosial. Namun, tahukah Anda bahwa duduk lebih dari 8,5 jam sehari bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, gangguan metabolik, hingga kematian dini?
Gaya hidup ini dikenal dengan istilah sedentari, yakni pola hidup yang minim pergerakan fisik. Meskipun seseorang rutin berolahraga 20–30 menit per hari, hal tersebut ternyata tidak cukup untuk menetralkan dampak buruk dari duduk terlalu lama.
Duduk Lama, Risiko Besar
Sebuah studi dari University of British Columbia menunjukkan bahwa duduk lebih dari satu jam tanpa jeda dapat meningkatkan tekanan darah perifer secara signifikan. Risiko ini semakin meningkat jika duduk dilakukan selama 8 hingga 11 jam per hari tanpa aktivitas fisik yang memadai.
Penelitian lain oleh University of California, San Diego mengungkap bahwa duduk lebih dari 11 jam setiap hari dapat meningkatkan risiko kematian dini hingga 57 persen, terutama akibat penyakit kardiovaskular.
Bahaya Tidak Hanya untuk Lansia
Banyak orang dewasa muda merasa aman dari risiko kesehatan karena usia mereka masih tergolong muda. Namun, penelitian terbaru dari University of Colorado Boulder dan University of California Riverside yang melibatkan lebih dari 1.000 orang usia 28–49 tahun menunjukkan bahwa efek negatif duduk terlalu lama juga menyerang kelompok usia produktif.
Peserta yang duduk selama hampir 9 jam setiap hari dan hanya berolahraga sedang selama 30 menit tetap menunjukkan kolesterol dan indeks massa tubuh (IMT) yang tidak ideal. Bahkan, tubuh mereka mencerminkan kondisi metabolik orang yang 5 hingga 10 tahun lebih tua.
Olahraga Ringan Tidak Cukup
Sekadar berjalan kaki sebentar atau melakukan pekerjaan rumah tangga ringan setelah seharian duduk ternyata belum cukup. Peneliti menyebut bahwa aktivitas fisik intensitas sedang hingga berat diperlukan untuk mengimbangi dampak duduk dalam waktu lama.
Menurut Prof. Chandra Reynolds dari UC Riverside, “Berjalan kaki sebentar setelah bekerja mungkin tidak cukup. Kita perlu mengurangi waktu duduk dan sekaligus meningkatkan intensitas olahraga.”
Faktor Genetik Tidak Menjamin
Penelitian terhadap pasangan kembar identik menunjukkan bahwa meskipun mereka memiliki gen yang sama, kembar yang lebih aktif dan duduk lebih sedikit memiliki kesehatan metabolik yang lebih baik. Artinya, gaya hidup lebih berpengaruh dibanding genetik dalam hal ini.
Zona Waktu Sehat dalam 24 Jam
Penelitian lain dari Swinburne University of Technology dan Baker Heart and Diabetes Institute menyarankan “zona emas” aktivitas dalam 24 jam untuk menjaga kesehatan: