BOGORINSIDER.com - Ini dia Psikologi orang suka Marah. Marah merupakan salah satu cara untuk meluapkan emosi negatif. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan meluapkan emosi melalui kemarahan, selama dilakukan dalam batas yang wajar.
Namun hati-hati jika hal ini terlalu sering dilakukan, apalagi tanpa alasan yang tidak jelas. Suka marah-marah tanpa alasan yang jelas bisa menjadi salah satu tanda gangguan BPD, apa itu? Lalu, seperti apa Psikologi orang suka Marah tersebut?
Sering marah-marah bisa menjadi gejala gangguan BPD (borderline personality disorder) atau gangguan kepribadian ambang. Kondisi ini merupakan gangguan mental yang ditandai dengan suasana hati serta citra diri yang sering berubah-ubah dan perilaku yang impulsif. Mau tahu Psikologi orang suka Marah ini?
Seseorang yang mengalami BPD memiliki cara pikir, cara pandang, serta perasaan yang berbeda dibanding orang lain pada umumnya. Selengkapnya simak Psikologi orang suka Marah di bawah ini.
Baca Juga: Psikologi Tentang Cinta Pria dan Wanita, Sebenarnya Bagaimana Proses Manusia Merasakan Cinta?
Mengenal BPD dan Gejala Lainnya
Gangguan ini bisa menyebabkan pengidapnya mengalami penurunan kualitas hidup, Salah satunya dalam menjalin hubungan dalam keluarga, teman, dan lingkungan pekerjaan.
Gangguan ini umumnya muncul pada periode menjelas usia dewasa. Dengan penanganan berupa psikoterapi dan pemberian obat, borderline personality disorder dapat diatasi seiring dengan bertambahnya usia.
Gejala gangguan kepribadian ini biasanya muncul pada usia remaja menjelang dewasa dan dapat bertahan hingga usia dewasa. Gejala yang muncul dapat berupa gejala yang ringan hingga berat. Gejala tersebut dapat digolongkan menjadi empat bagian, yaitu:
- Kondisi suasana hati yang tidak stabil. Kondisi ini biasanya bertahan selama beberapa jam.
- Seperti merasa hampa atau kosong, serta kesulitan mengendalikan amarah.
- Gangguan pola pikir dan persepsi. Seperti tiba-tiba memikirkan bahwa dirinya buruk dan merasa takut akan diabaikan, sehingga melakukan perbuatan yang ekstrim.
- Perilaku impulsif. Perilaku ini cenderung membahayakan dirinya sendiri atau melakukan tindakan ceroboh dan tidak bertanggung jawab. Contohnya, melukai diri sendiri, mencoba bunuh diri, melakukan hubungan intim tanpa pengaman, penyalahgunaan alkohol, atau makan berlebihan.
- Menjalin hubungan yang intens, tetapi tidak stabil. Kondisi ini ditandai dengan bisa sangat mengidolakan seseorang dan tiba-tiba menganggap orang tersebut bersikap kejam atau tidak peduli.
Namun, tidak semua pengidap BPD mengalami seluruh gejala tersebut. Sebagian hanya mengalami beberapa gejala. Tingkat keparahan, frekuensi, serta durasi terjadinya gejala bisa berbeda-beda pada setiap pengidap yang tergantung pada kondisi gangguan yang dialami.
Sementara itu, penyebab pasti borderline personality disorder belum dapat diketahui dengan jelas. Beberapa faktor yang diduga dapat memicu terjadinya kondisi ini adalah:
Lingkungan