BOGORINSIDER.com - Ini dia Psikologi Menghadapi orang Mudah Marah. Saat menghadapi orang yang sedang marah, kadang kita akan tersulut emosi. Bila tidak tahu bagaimana merespons, kamu akan mudah memperburuk situasi.
Tidak salah memang, saat mendengar seseorang marah dengan nada suara tinggi, kita juga akan secara otomatis melakukan hal yang sama. Penasaran dengan Psikologi Menghadapi orang Mudah Marah tersebut?
Pada dasarnya, manusia dilahirkan dengan sifat yang berbeda-beda. Ada yang memiliki sifat penyabar, ada pula yang mudah marah. Ada yang bisa mengakui kesalahan dan meminta maaf, ada pula yang tidak mau kalah dan ingin menang sendiri. Langsung simak Psikologi Menghadapi orang Mudah Marah di bawah ini.
Baca Juga: Psikologi Tentang Cinta Pria dan Wanita, Sebenarnya Bagaimana Proses Manusia Merasakan Cinta?
1. Tetap aman dan libatkan orang lain
Jika merasa terancam oleh orang yang marah, percayalah pada penilaian kamu. Segera tinggalkan ruangan jika merasa tidak aman, atau jika terlalu kesal untuk menyelesaikan situasi sendiri. Bisa juga untuk melaporkan kejadian tersebut, terutama jika orang tersebut benar-benar di luar kendali dan kamu merasa ada risiko kekerasan.
2. Jangan merespons dengan marah
Sangat wajar untuk marah ketika ada orang yang marah terhadapmu, terlepas dari apakah kemarahan mereka dibenarkan. Lakukan yang terbaik untuk merespons dengan tenang dan cerdas ketika kamu menghadapi orang yang marah.
Seperti dinukil dari Mind Tools, pelajari cara mengelola emosi, dan latih pernapasan dalam, sehingga tetap rileks selama interaksi yang menegangkan. Jika merasa dirimu sedang kesal, hentikan percakapan dengan sopan dan berjalan-jalanlah untuk menenangkan diri.
3. Jauhkan diri secara emosional
Terkadang, kemarahan orang lain tidak ada hubungannya dengan kamu. Ketika menyadari hal ini, itu dapat memiliki pengaruh besar pada bagaimana kamu mengatasi situasi tersebut. Sebuah studi tahun 2012 menemukan bahwa ketika orang mengerti bahwa mereka tidak menyebabkan kemarahan orang lain, mereka tidak kecewa dengan situasi tersebut.
Mungkin seorang anggota tim menerima kabar buruk, dan melampiaskan perasaan negatifnya kepada kamu; mungkin dia merasa kewalahan oleh beban kerja atau kehidupan pribadinya; atau, mungkin, orang ini secara tidak sadar menggunakan kemarahan untuk membuat dirinya merasa lebih baik.
4. Identifikasi penyebabnya selanjutnya
Gunakan teknik bertanya yang efektif atau metode '5 Mengapa' untuk mengetahui akar penyebab kemarahannya. Dorong dia untuk menjelaskan mengapa dia merasa marah, jangan menyela dia saat dia berbicara, dan teruslah bertanya sampai dia benar-benar menjelaskan dirinya sendiri.
Cobalah untuk melihat sesuatu dari sudut pandangnya saat dia mengungkapkan perasaannya. Gunakan mendengarkan aktif, sehingga benar-benar mendengarkan apa yang dia katakan. Saat giliran berbicara, bicaralah dengan perlahan dan tenang, turunkan nada suara, dan gunakan bahasa tubuh yang tidak mengancam.