BOGORINSIDER.com - Selama ini kita sering mengeluh “kurang waktu” untuk menyelesaikan semua aktivitas. Padahal, yang sering jadi masalah bukan kurangnya jam dalam sehari, melainkan energi yang bocor. Energi ibarat bahan bakar: sebanyak apapun waktu yang kita miliki, tanpa energi kita tetap tidak bisa bergerak.
Fenomena ini dikenal sebagai energy leakage atau kebocoran energi, yaitu kondisi ketika tenaga kita terkuras oleh hal-hal kecil yang sering tidak disadari mulai dari interaksi dengan orang tertentu, terlalu lama scrolling media sosial, hingga memendam emosi.
Energi: Aset Terpenting dalam Produktivitas
Manajemen waktu sudah lama dianggap kunci kesuksesan. Tapi banyak penelitian terbaru menekankan pentingnya manajemen energi. Waktu bersifat tetap 24 jam per hari sementara energi bisa naik-turun tergantung bagaimana kita menjaganya.
Contoh sederhana: Dua orang sama-sama bekerja 8 jam sehari. Yang satu menjaga pola tidur, olahraga, dan tahu kapan harus istirahat, sementara yang lain sering lembur tanpa tidur cukup dan larut dalam media sosial. Hasilnya, jam kerja sama, tapi output berbeda jauh karena tingkat energi berbeda.
Tiga Sumber Bocornya Energi
Digital fatigue. Notifikasi tak berhenti, kebiasaan multitasking, dan kebiasaan scrolling tanpa sadar membuat otak terus bekerja meski tubuh diam.
Interaksi sosial yang toksik. Rekan kerja yang hanya mengeluh tanpa solusi, atau teman yang membuat kita selalu merasa bersalah, bisa menguras energi lebih banyak daripada rapat seharian.
Emosi tak terkelola. Marah, cemas, atau khawatir berkepanjangan membuat tubuh memproduksi hormon stres berlebih yang melelahkan mental sekaligus fisik.
Cara Menjaga agar Energi Tidak Bocor
Alih-alih hanya fokus pada jadwal, penting untuk melatih energy management. Beberapa cara yang bisa diterapkan:
Buat “batas energi”. Batasi waktu interaksi dengan orang yang menguras tenaga, juga waktu berselancar di media sosial.
Isi ulang energi sesuai kepribadian. Introvert biasanya butuh waktu menyendiri untuk recharge, sedangkan ekstrovert bisa memulihkan energi lewat interaksi positif.
Gunakan reward system. Setelah aktivitas yang melelahkan, beri diri hadiah kecil seperti berjalan santai, kopi favorit, atau waktu menonton.
Kelola fokus. Gunakan prinsip single-tasking kerjakan satu hal sampai selesai agar energi tidak bocor ke banyak arah.
Artikel Terkait
Bendera Merah Putih Raksasa di Kabupaten Bogor Sukses Pecahkan Rekor MURI
Perbandingan Kesenjangan Gaji DPR Diistimewakan, Guru Dikesampingkan