BOGORINSIDER.com - Dalam dunia yang penuh desakan untuk selalu produktif, rebahan sering dianggap dosa. Padahal, diam dan tidak melakukan apa-apa bukan sekadar bentuk kemalasan melainkan praktik penyembuhan. Di balik rebahan yang sering diremehkan, tersembunyi seni kuno dari Belanda bernama Niksen, yang mengajarkan bahwa istirahat bukan kemunduran, melainkan bagian dari kemajuan.
Alih-alih mengejar to-do list tanpa henti, the art of doing nothing justru memberi ruang pada otak untuk bernapas, pada tubuh untuk memulihkan, dan pada jiwa untuk menyatu kembali. Diam dan rebahan menjadi bentuk perlawanan halus terhadap budaya sibuk yang membuat manusia lupa: bahwa hadir saja sudah cukup.
Karena setelah melewati hari-hari yang melelahkan justru kita juga bisa memberikan untuk sekedar ruang sendiri untuk tubuh walaupun sebagian orang beranggapan bahwa hal ini sangat buruk.
Hal ini menyoroti Niksen sebagai alternatif sehat untuk mengatasi stres.
Menampilkan tantangan modern untuk “berani tidak sibuk”.
Menyampaikan kepada audiens bahwa rebahan bukanlah kegagalan, tapi healing aktif bagi otak dan mental.
Menyisipkan wawasan psikologi dari Susan Weinschenk yang menekankan peran penting jeda dalam proses kreatif dan pemecahan masalah.
“Rebahan itu cara tubuh berkata: 'Aku perlu waktu untuk jadi versi terbaik dari diriku.'”
Penutup:
Rebahan bukan tentang malas, tapi tentang merawat. Di dunia yang berisik, diam adalah bentuk keberanian. Dan dalam keberanian itulah, jiwa yang lelah bisa mulai pulih.
Artikel Terkait
Pedasnya Baso Ma Empong, Sensasi Kuliner Khas Garut Hadir di Dipatiukur Kota Bandung: Mumpung Buy One Get One!
Petugas Perlintasan Diperiksa Polisi Usai Tabrakan Maut KA Malioboro Ekspres di Magetan