Fakta Kesehatan dibalik Kebiasaan yang Dianggap Jorok

photo author
- Sabtu, 26 Juli 2025 | 16:20 WIB
Ilustrasi - Kebiasaan Mengupil
Ilustrasi - Kebiasaan Mengupil

BOGORINSIDER.com - Mengupil mungkin adalah salah satu kebiasaan yang diam-diam sering kita lakukan. Entah disadari atau tidak, tangan seperti otomatis menyentuh hidung ketika merasa ada yang "mengganjal" di dalamnya. Meski dianggap jorok dan tidak sopan jika dilakukan di depan umum, faktanya mengupil adalah kebiasaan yang sulit dihentikan.

Tapi pernahkah kamu bertanya-tanya, kenapa sih kita suka ngupil? Dan apakah kebiasaan ini berdampak pada kesehatan?

Refleks Alamiah atau Sekadar Kebiasaan?

Banyak orang merasa risih ketika ada kotoran di dalam hidung. Sensasi tidak nyaman inilah yang memicu dorongan untuk "membersihkan" saluran pernapasan dengan jari. Dalam banyak kasus, ini dilakukan tanpa sadar  semacam refleks alamiah tubuh terhadap gangguan kecil yang terasa di rongga hidung.

Menurut para ahli, ini bisa dijelaskan melalui mekanisme tubuh yang memang ingin menjaga saluran pernapasan tetap bersih. Hidung adalah filter pertama tubuh terhadap debu, kotoran, bakteri, dan polutan dari udara. Kotoran hidung  atau secara ilmiah disebut mucus sebenarnya berfungsi sebagai perangkap partikel asing tersebut agar tidak masuk ke paru-paru.

Tapi ketika lendir dan debu mengering dan menggumpal, muncullah dorongan kuat untuk mengupil. Apalagi kalau kamu sedang flu, pilek, atau habis terpapar udara kotor dalam waktu lama.

Trauma Jari dan Luka di Dalam Hidung

Meski terlihat sepele, kebiasaan mengupil ternyata tidak sepenuhnya aman. Dr. Brett Comer, asisten profesor otolaringologi di University of Kentucky, AS, menyebutkan istilah “trauma jari” untuk menggambarkan luka ringan yang bisa terjadi akibat mengupil terlalu dalam atau terlalu sering.

“Hidung bagian dalam dilapisi oleh kulit yang sangat halus dan sensitif. Ketika kamu mengorek terlalu keras, risiko terjadinya luka meningkat,” jelas Comer dikutip dari Time.

Luka-luka kecil ini bisa menyebabkan mimisan, bahkan berkembang menjadi kerak atau koreng yang terasa mengganggu. Ironisnya, koreng ini bisa memicu kita untuk kembali mengupil karena terasa gatal atau tidak nyaman dan di sinilah lingkaran setan bermula.

“Luka dibuka kembali, makin banyak goresan, dan akhirnya membuat seseorang terus mengupil,” ujar Comer. Luka ini pun seringkali membutuhkan waktu berhari-hari hingga berminggu-minggu untuk sembuh sempurna.

Rumah Baru untuk Bakteri

Lebih dari sekadar luka, mengupil juga dapat memperbesar risiko infeksi. Hal ini disampaikan oleh Dr. Vijay Ramakrishnan, profesor otolaringologi di University of Colorado.

Menurutnya, jari kita bukanlah bagian tubuh yang paling bersih. Bahkan, satu studi dari 2016 menemukan bahwa area di bawah kuku manusia bisa menyimpan lebih banyak bakteri dibanding area kulit lainnya. Ketika jari dimasukkan ke dalam hidung, bakteri bisa masuk dan berkembang di area yang luka atau rentan.

Salah satu bakteri yang kerap ditemukan adalah Staphylococcus aureus, yang bisa menyebabkan infeksi jika masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka di hidung. Dalam kasus ekstrem, infeksi ini bisa menyebar ke jaringan lebih dalam.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Nia Amanah

Sumber: Tribun Jogja

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kenapa Sering Laper Tengah Malam?

Rabu, 17 September 2025 | 21:20 WIB

Cedera Mata Akibat Padel Risiko paling Diremehkan

Rabu, 17 September 2025 | 21:13 WIB

Ganti 4 Minuman ini Agar Ginjal Tetap Sehat

Rabu, 17 September 2025 | 20:53 WIB

Waspada, Tiba-tiba Memar tanpa Benturan

Rabu, 17 September 2025 | 20:46 WIB

Perlukah Rambut Dicukur Habis? Ini Penjelasan Dokter !

Rabu, 17 September 2025 | 20:36 WIB

Rambut Rontok dan Kering Atasi dari Rumah

Selasa, 16 September 2025 | 20:50 WIB

Khasiat Jahe Merah dan Lemon untuk Tubuh

Selasa, 16 September 2025 | 20:37 WIB

Terpopuler

X