BOGORINSIDER.com - Di banyak komplek perumahan, kita sering melihat pemandangan yang tampaknya "biasa": sekumpulan bapak-bapak duduk di pos ronda atau bangku depan rumah, bercanda sambil mengepulkan asap rokok. Di sekitar mereka, ada anak-anak yang berlari, tertawa, bahkan duduk di pangkuan mereka. Tapi ada yang luput disadari—bahwa budaya merokok di dekat anak-anak adalah racun diam-diam yang menyebar tanpa suara.
Asap Rokok Tak Pernah Netral
Perokok mungkin merasa bahwa mereka hanya menyakiti diri sendiri, tapi faktanya asap rokok lebih berbahaya bagi orang yang tidak merokok, terutama anak-anak.
Asap rokok terdiri dari dua bagian:
- Mainstream smoke: asap yang dihirup langsung oleh perokok.
- Sidestream smoke: asap yang keluar dari ujung rokok dan menyebar ke udara dan ini yang dihirup oleh orang sekitar, termasuk anak kecil.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa anak-anak yang terpapar asap rokok berisiko tinggi mengalami:
- Infeksi saluran pernapasan (batuk berkepanjangan, bronkitis, pneumonia)
- Asma dan sesak napas
- Infeksi telinga
- Penurunan fungsi paru-paru jangka panjang
Lebih menyakitkan lagi, bahkan jika rokok tidak dihisap di dalam rumah, partikel berbahayanya bisa menempel di pakaian, rambut, dan kulit dikenal sebagai thirdhand smoke dan tetap bisa membahayakan anak yang bersentuhan dengan si perokok.
Anak Tidak Pernah Memilih Dihirupkan Racun
Anak-anak tidak bisa memilih untuk menjauh. Mereka tidak tahu bahwa asap yang mereka hirup itu berbahaya. Mereka hanya tahu bahwa mereka merasa sesak, batuk, atau dadanya nyeri dan sering kali, itu dianggap "hal biasa" oleh orang dewasa di sekitarnya.
Di beberapa lingkungan komplek, budaya ngerokok bahkan dianggap bagian dari "kebersamaan" antarwarga. Tapi kebersamaan yang membahayakan generasi selanjutnya bukanlah nilai yang patut dipertahankan.
Penyakit Tak Terlihat, Tapi Nyata
Kanker paru, gangguan jantung, hingga kematian mendadak pada bayi (SIDS) telah lama dikaitkan dengan paparan asap rokok pasif. Ini bukan isu baru, tapi di lingkungan yang menganggap merokok sebagai “kebiasaan normal,” risiko ini menjadi penyakit yang tak terlihat—pelan tapi pasti menggerogoti masa depan anak-anak.
Artikel Terkait
Manfaat Kesehatan dari Berinteraksi dengan Alam : Obat Alami untuk Jiwa dan Raga
7 Makanan Penjaga Imunitas Tubuh yang Wajib Dikonsumsi