BOGORINSIDER.com --Ferdy Sambo divonis penjara seumur hidup. Dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (17/1), Ferdy Sambo mengatakan telah merencanakan pembunuhan terhadap Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Tak hanya pembunuhan berencana, Ferdy Sambo juga kedapatan merusak barang bukti elektronik terkait pembunuhan Yosua atau Brigadir J.
Baca Juga: Ferry Irawan meminta penangguhan penahanan karenan alasan riwayat sakit
"Menuntut supaya majelis hakim PN Jaksel yang memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan menyatakan terdakwa Ferdy Sambo terbukti bersalah melakukan dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain," kata jaksa.
"Menjatuhkan pidana terhadap Ferdy Sambo dengan pidana penjara seumur hidup, " tambahnya.
Hal ini membuat video penampakan sel yang diduga akan ditempati oleh Ferdy Sambo viral.
Baca Juga: Aduh 'Mokondo' Hotman Paris beberkan cicilan Ferry Irawan yang harus dibayar Venna Melinda
Dalam video tersebut terlihat sebuah ruangan besar yang diisi sofa lengkap dengan mejanya. Ruangan itu terdiri dari dua kamar yang memiliki tempat tidur besar hingga tersedianya satu televisi.
Alhasil video diduga penampakan sel mewah Ferdy Sambo itu pun langsung mencuri perhatian publik.
Menanggapi hal itu pihak Polri langsung memberikan klariifkasi. Mereka menyebut video sel mewah Sambo yang tersebar itu adalah hoaks.
Divisi Humas Polri menyebut ruangan itu bukan sel mewah milik Sambo. Video itu juga telah diedit stempel hoaks oleh Polri.
Baca Juga: Miris! Ditanya kalau Vanessa Angel dan Bibi Ardiansyah ada disini, begini jawaban Gala Sky
"Beredar sebuah video menyesatkan di sosial media TikTok yang memperlihatkan sebuah kamar mewah dan fasilitasnya, serta suara laki-laki yang menarasikan itu adalah ruang sel tahanan FS. Video tersebut tidaklah benar atau hoaks," tulis akun Instagram Divisi Humas Polri seperti yang dikutip detikcom.
"Faktanya, video tersebut bukanlah situasi sel yang ada di Mako Brimob dan suara yang ada merupakan audio terpisah yang ditempel video tersebut untuk menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat. Jangan mudah percaya dengan pemberitaan atau informasi yang belum jelas kebenarannya," tutur Polri.***