BOGORINSIDER.com --Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di bawah Firli Bahuri tercoreng isu suap.
Firli Bahuri dikabarkan menerima suap untuk menutupi kasus Formula E, namun kabar tersebut telah resmi dinyatakan hoax.
Ahmad Aron Hariri (Rere) yang merupakan Peneliti Lembaga Studi Anti Korupsi (LSAK) berpendapat bahwa masalah tersebut muncul sebagai bentuk serangan terorganisir.
Ia juga mengatakan, saat ini KPK serius mengusut kasus Formula E yang menyeret nama salah satu calon presiden, Anies Baswedan, dan akan segera memulai penyidikan.
"Hampir muncul tiap pekan dengan macam-macam info yang aneh dan bikin kaget. Seolah menggiring perspektif bahwa segala yang berasal dari KPK perlu diragukan," kata Rere dalam keterangannya, Kamis, 16 Maret 2023.
Di sisi lain, kata dia, KPK sendiri memang belum lagi menginformasikan perkembangan kasus Formula E, terutama soal peningkatan kasus. Rere menyebut hampir tidak ada lagi update terkait Formula E dari KPK.
“Kalau pun ada update, paling cuma bilang 'Masih mengendus, penyelidikan terus berjalan, dan segala macam basa-basi'. Apakah begitu sikap KPK yang katanya tidak terpengaruh kekuasaan mana pun? Dengan adanya hal ini, yang dirugikan ya bukan Anies melainkan KPK. Publik jadi enggak percaya lagi sama KPK," kata Rere.
Dia melanjutkan bahwa semua narasi yang datang dari para pendukung Anies bermuatan dukungan terhadap Anies. Jadi pendapatnya punya kepentingan, bukan hal yang betul objektif.
"Padahal penuntasan kasus di KPK harus didukung agar segera diselesaikan. Kalau KPK bersemangat menyelesaikan Formula E, berarti sudah terang kasusnya," pungkasnya.
Selain itu, dukungan pengusutan Formula E datang dari Menkopolhukam Mahfud MD. Ia menilai hambatan terbesar KPK dalam mengusut kasus tersebut karena adanya psiokopolitis.
“Formula E itu menjadi kontroversi karena kesulitan atau ada hambatan psiokopolitis. Jadi setiap akan diperiksa itu ada hambatan politis,” kata Mahfud.
Menurut Mahfud penyelesaian kasus dugaan korupsi Formula E yang menyeret nama bakal capres NasDem, Anies Baswedan, terhambat karena ada unsur psikopolitis di masyarakat.