BOGORINSIDER.com --Di bawah langit Paskah yang mendung, langkah Ola Ramlan terasa berat. Tangannya menggenggam erat jemari anak-anaknya menuju pusara sang ibu di Tanah Kusir.
Berbalut busana hitam, wajahnya tampak tegar, meski ada semburat sendu yang sulit disembunyikan.
Sudah beberapa hari ini senyumnya jarang terlihat. Namun hari itu, di tengah doa dan bunga yang terhampar, seulas senyum tipis akhirnya muncul di wajahnya.
Baca Juga: Ketika Kepercayaan Tergores, Pelajaran Penting dari Kasus Perselingkuhan Istri Na Daehoon
Bukan karena duka telah hilang, tapi karena hatinya belajar berdamai dengan perpisahan.
“Udah nggak ada lagi yang doain aku kayak dulu,” ucap Ola lirih. Kalimat sederhana itu memecah keheningan, membuat siapa pun yang mendengar ikut merasakan kehilangan yang sama.
Sang ibu bukan hanya tempat berbagi cerita, tapi juga rumah bagi semua luka dan lelahnya.
Ketika air mata anaknya jatuh, Ola mencoba tegar. Tapi pada akhirnya, air matanya ikut luruh bukan tanda lemah, melainkan bentuk cinta yang tak pernah padam.
Ia tahu, sosok yang berpulang itu adalah orang yang paling memahaminya, yang selalu ada bahkan di saat dunia terasa menuding.
Di tengah duka, Ola masih harus menelan pahit komentar netizen. Kata-kata yang menusuk di saat tanah makam ibunya belum kering.
Tapi ia memilih diam, hanya berdoa agar setiap doa baik kembali dalam bentuk kebaikan juga. “Saya cuman bisa berdoa buat kalian,” katanya tenang.
Dalam pengajian di rumah duka, rekan-rekan artis hadir memberi dukungan. Bahkan sang mantan suami pun datang, duduk membaur, menatap Ola dengan rasa simpati. Semua menyadari, kehilangan ibu berarti kehilangan setengah hidup.
Baca Juga: Na Daehoon, Mualaf Korea yang Dikenal Ramah dan Cinta Keluarga harus Diselingkuhi Istrinya Sendiri