Psikolog Ungkap Beratnya Dampak Perselingkuhan di Lakukan Istri Na Daehoon Dari Kepercayaan Rusak ke Trauma

BOGORINSIDER.com --“Saya merasa seperti seluruh dunia berubah saat saya mengetahuinya” kalimat ini bukanlah kutipan dari selebritas atau kasus spesifik, melainkan gambaran realitas yang dihadapi banyak orang ketika perselingkuhan terjadi.

Bukan sekadar pengkhianatan cinta, perselingkuhan bisa menjadi luka psikologis yang mendalam.

Dalam artikel ini kita mengajak kamu memahami dari sudut pandang psikolog apa yang terjadi, kenapa bisa terjadi, dan bagaimana kita bisa bangkit darinya.

Perselingkuhan: Lebih dari Sekadar “Ketidaksetiaan”

Menurut penelitian ilmiah, perselingkuhan didefinisikan sebagai pelanggaran komitmen yang melibatkan keintiman fisik atau emosional di luar hubungan utama.

Baca Juga: Na Daehoon, Mualaf Korea yang Dikenal Ramah dan Cinta Keluarga harus Diselingkuhi Istrinya Sendiri

Psikolog A. Kasandra Putranto dari Universitas Indonesia menyebutkan bahwa perselingkuhan dapat memenuhi kriteria gangguan stres pasca trauma (PTSD) bagi korban.

Artinya rasa dikhianati, kepercayaan yang rusak, dan ketidakpastian hubungannya bisa berdampak jauh lebih besar daripada kasus konflik rumah tangga biasa.

2. Kenapa Perselingkuhan Bisa Terjadi?

Beberapa psikolog mengidentifikasi faktor-pemicu yang sering muncul:

• Pengabaian terhadap dimensi komitmen dalam hubungan — misalnya ketika aspek intimasi atau gairah saja yang dijaga, sedangkan kesetiaan dan tanggung-jawab diabaikan.

• Ketidakseimbangan dalam hubungan baik itu komunikasi yang kurang, peran yang tidak jelas, atau tekanan karier/eksternal yang tinggi.

• Penggunaan media sosial dan escapism digital riset menunjukkan bahwa perselingkuhan berbasis online atau emotional affair makin banyak terjadi di era digital. 

Baca Juga: Mengenal Julia Prastini, Influencer yang Viral karena Isu Rumah Tangga dengan Na Daehoon

3. Dampak Psikologis bagi Pihak yang Terlibat

Bagi korban (yang diselingkuhi):

• Gejala seperti kecemasan, depresi, kehilangan kepercayaan diri, rasa malu, dan menyalahkan diri sendiri dapat muncul.