BOGORINSIDER.com --Saat sorotan lampu media dan kamera ponsel menjadikannya figur publik, tentu kehidupan rumah tangga menjadi tak sekadar personal ia juga panggung.
Bagi influencer asal Korea Selatan, Na Daehoon, rumah tangga dengan istrinya, Julia Prastini alias “Jule”, bukan hanya soal cinta lintas budaya.
Kini, isu perselingkuhan yang menerpa membuat kita harus melihat lebih dalam apa saja tekanan yang melatar-belakangi konflik rumah tangga mereka?
1. Latar Budaya dan Peran Ganda
Pasangan ini menarik perhatian publik karena kombinasi unsur lintas budaya: Daehoon yang berasal dari Korea Selatan, Jule dari Indonesia berdarah Tionghoa.
Baca Juga: Kisah di Balik Keheningan Daehoon, Fakta Terbaru yang Menyentuh Publik Usai Perselingkuhan Istrinya
Transisi budaya ini sering membawa tantangan tak terlihat: komunikasi antarbahasa, adaptasi sosial, hingga ekspektasi keluarga yang berbeda.
Ditambah, Daehoon memutuskan pindah agama sebelum menikah sebuah langkah besar yang menunjukkan komitmen kuat namun juga potensi tekanan internal dan eksternal.
Di tengah popularitas, mereka tampil sebagai “couple goals”, tapi di balik layar, ekspektasi publik dan eksposur terus meningkat — menciptakan beban tersendiri.
2. Karier Publik sebagai Influencer & Puing Eksposur
Daehoon bukan hanya suami dan ayah, tapi juga kreator konten dengan pengikut besar.
Baca Juga: Menghilang Hampir 5 Tahun, Kabar Terkini Angel Lelga Mantan Istri Sang Gladiator
Karier jenis ini menuntut kontinuitas “post-post” kebahagiaan, kekompakan keluarga, liburan seru, dan konten yang viral. Namun ketika isu muncul, efeknya bisa berlipat dari reputasi hingga ke ranah personal.
Tekanan ini pun bisa memunculkan konflik internal: kapan saya hidup untuk diri sendiri? Kapan saya hidup untuk kamera? Apakah rumah tangga saya masih milik saya atau milik “audience”?
Baca Juga: Mulai dari Live TikTok hingga Berlanjut Ke Skandal, Kronologi Dugaan Perselingkuhan Istri Daehoon
Saat isu perselingkuhan muncul dan tersebar foto/video yang dipandang mencederai citra, beban karier pun bisa menjadi pemicu konflik rumah tangga: antara mempertahankan citra vs menghadapi realitas yang rapuh.