Salah satu contohnya adalah kawasan Kuningan–Sudirman–Thamrin yang kini hampir tanpa pohon rindang.
“Padahal, keberadaan satu pohon besar bisa menurunkan suhu sekitar 2°C di sekitarnya,” kata Andini.
Solusi: Kembalikan Alam ke Kota
Beberapa langkah mitigasi kini sedang digalakkan oleh Pemprov DKI dan berbagai komunitas hijau.
1. Program “Jakarta Menanam”
Dinas Pertamanan DKI menginisiasi gerakan warga menanam pohon di halaman rumah, kantor, dan jalan kecil.
Targetnya, 1 juta pohon baru hingga akhir 2025.
2. Bangunan Ramah Lingkungan
BRIN bersama Pemprov sedang mengembangkan desain atap hijau (green roof) dan dinding tanaman (vertical garden) untuk gedung perkantoran di pusat kota.
3. Transportasi Rendah Emisi
TransJakarta dan MRT berencana menambah armada bus listrik untuk menekan polusi panas dari kendaraan berbahan bakar fosil.
4. Modifikasi Cuaca & Pengabutan Air
DLH bersama BPBD mulai menerapkan teknologi water mist di area publik untuk menurunkan suhu mikro lokal.
Kota-Kota Dunia Juga Mengalami Hal Serupa
Fenomena urban heat island bukan hanya terjadi di Jakarta.
Tokyo, Bangkok, dan Manila juga mengalami lonjakan suhu akibat urbanisasi cepat.
Namun, kota-kota tersebut mulai beradaptasi dengan strategi jangka panjang:
Tokyo menanam atap hijau di 70% gedung baru.
Bangkok membangun koridor hijau antar kawasan padat.