BOGORINSIDER.com --Ada aroma nostalgia yang khas di udara Puncak. Udara dingin, kabut tipis, dan deru kendaraan yang menanjak seolah jadi musik latar setiap akhir pekan.
Tapi di balik suasana itu, ada hal lain yang tak kalah legendaris warung-warung lawas yang tetap eksis sejak tahun 90-an.
Tempat makan yang dulu mungkin dikunjungi orang tua kita, kini masih berdiri dengan menu dan kehangatan yang sama.
1. Warung Legendaris yang Jadi Ikon Puncak
Kalau kamu sering melewati jalur Puncak–Cisarua, pasti pernah melihat Warung Nasi Alam Sunda yang masih mempertahankan konsep prasmanan tradisional. Warung ini berdiri sejak 1993, dan tetap ramai karena cita rasa masakannya tidak berubah.
Baca Juga: Malam Dingin di Puncak Bogor? Cobain Jagung Bakar & Wedang Jahe yang Bikin Nyaman
Menu andalannya sederhana: nasi putih, ayam goreng bumbu kuning, sambal dadak, lalapan, dan sayur asem hangat. Semua masih disajikan dengan cara tradisional di panci besar dan piring logam.
Yang menarik, banyak pelanggan tetapnya bukan sekadar wisatawan, tapi juga sopir bus pariwisata dan warga lokal. “Saya makan di sini sejak masih kuliah. Sekarang anak saya pun suka makan di tempat yang sama,” ujar salah satu pelanggan setia, sambil tersenyum mengenang masa muda.
2. Rumah Makan Simpang Rawi, Saksi Lalu Lintas Puncak
Di titik ramai Gadog, berdiri Rumah Makan Simpang Rawi, salah satu tempat makan tertua di jalur Puncak. Berdiri sejak 1987, tempat ini sudah jadi “pit stop wajib” para pengemudi dan wisatawan sebelum naik ke kawasan atas.
Daya tariknya? Konsep prasmanan yang bisa diisi sesuka hati. Kamu bisa memilih nasi, lauk, dan sayur, lalu membayar sesuai porsi yang diambil. Meski terlihat sederhana, banyak yang bilang rasa sayur lodeh dan sambalnya tetap “seperti dulu” autentik dan tanpa banyak bumbu tambahan modern.
Baca Juga: Deretan Kuliner Makan Enak di Puncak Nggak Harus Mahal, Hidden Gem di Bawah 30 Ribu
Saat malam tiba, tempat ini tak hanya jadi rumah makan, tapi juga tempat berbagi cerita antar-pengunjung yang berhenti sejenak melepas lelah sebelum lanjut perjalanan.
3. Warung Kopi “Dingin” di Puncak Pass