BOGORINSIDER.com --Drama politik di Prabumulih pecah ketika Kepala SMP Negeri 1, Roni Ardiansyah, tiba-tiba dicopot dari jabatannya.
Video perpisahan Roni yang penuh haru viral di media sosial. Warga pun bertanya-tanya mengapa seorang kepala sekolah berprestasi dicopot mendadak?
Isu liar merebak. Banyak komentar menyebut pencopotan itu terkait teguran Roni terhadap anak Walikota Arlan yang membawa mobil ke sekolah.
Baca Juga: BBM Shell Habis, Ini Klarifikasi ESDM dan DPR
Meski isu ini dibantah langsung oleh sang walikota, publik terlanjur geram.
Arlan akhirnya turun tangan, menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. Dengan nada rendah hati, ia menyebut ada kekeliruan dan menegaskan pencopotan Roni belum resmi.
“Kalau ada salah, saya minta maaf. Ini jadi pelajaran ke depan,” ucapnya. Roni pun membalas dengan menerima maaf tersebut, berharap kisruh ini jadi motivasi untuk lebih baik.
Namun, permintaan maaf itu tak cukup meredakan emosi publik. Justru sorotan beralih ke hal lain: harta kekayaan sang walikota.
Baca Juga: Asyik Tiktokan di Rapat DPR, Ahmad Dani dan Mulan Didemo Mundur
Data LHKPN KPK mengungkap Arlan memiliki kekayaan Rp17 miliar, dilaporkan saat ia mencalonkan diri sebagai Walikota pada Agustus 2024. Angka itu mendadak jadi bahan perbincangan warga.
Komisi Pemberantasan Korupsi pun turun tangan. Juru bicara KPK, Budi Prasetyo, membenarkan bahwa pihaknya memantau laporan harta Arlan.
Pemantauan bukan hanya soal ketepatan waktu pelaporan, tapi juga keakuratan dan kelengkapan data. “LHKPN adalah instrumen penting pencegahan korupsi, karena publik bisa ikut mengawasi,” tegas Budi.
Baca Juga: Jadi Ketua DPR Lagi, Dari Mic Dimatikan Ini Deretan Kontroversi Puan Maharani
Kini, Arlan berada di persimpangan sulit. Di satu sisi ia mencoba meredakan amarah publik dengan permintaan maaf, di sisi lain kekayaannya menjadi pertanyaan besar. Publik bertanya: benarkah semua itu diperoleh dengan wajar?