Analisis Politik di Balik Pergantian
Selain faktor ekonomi, analis menilai ada aspek politik yang tak kalah penting. Presiden Prabowo diduga ingin memiliki Menkeu yang lebih sinkron dengan visi pembangunan besar-besaran.
Sementara itu, Sri Mulyani kerap dikenal “keras kepala” menjaga disiplin fiskal, bahkan jika bertentangan dengan aspirasi politik. Kondisi ini diduga jadi faktor penentu keputusannya dilengserkan.
Respons DPR dan Masyarakat
Di parlemen, reaksi beragam. Ada yang mendukung pergantian ini demi fleksibilitas fiskal, namun tak sedikit yang khawatir terhadap arah kebijakan.
Publik pun terbelah. Di media sosial, banyak yang merindukan sosok Sri Mulyani, sementara ada pula yang penasaran dengan gebrakan Purbaya.
Baca Juga: Banjir Bali Renggut 5 Nyawa, 6 Orang Masih Dicari
Tantangan Besar Menanti Purbaya
Purbaya menghadapi beban berat: menjaga stabilitas rupiah, mengendalikan inflasi, sekaligus mengelola pembiayaan utang. Di saat yang sama, ada tuntutan agar APBN 2026 lebih pro rakyat, termasuk untuk subsidi dan program sosial.
Langkah awalnya, yakni memindahkan dana pemerintah Rp200 triliun dari Bank Indonesia ke bank komersial untuk menjaga likuiditas, menimbulkan pro dan kontra. Sebagian menganggap itu solusi kreatif, sebagian lain menilai berisiko.