BOGORINSIDER.com - Nepal tengah menghadapi krisis serius setelah Perdana Menteri K.P. Sharma Oli menyatakan mundur pada Selasa (9/9). Keputusan itu muncul usai bentrokan antara polisi dan massa antikorupsi menelan 19 korban jiwa.
Gelombang protes yang berawal dari larangan media sosial berkembang menjadi kerusuhan terburuk dalam puluhan tahun. Aksi pembakaran rumah para politikus hingga penutupan bandara internasional di Kathmandu menunjukkan rapuhnya keamanan nasional Nepal.
Dalam surat resmi kepada Presiden Ramchandra Paudel, Oli menyatakan mundur demi memberi ruang penyelesaian krisis sesuai konstitusi. Meski begitu, kondisi tetap memanas karena massa terus memadati kompleks parlemen sambil mengumandangkan yel-yel kemenangan.
Baca Juga: Generasi Muda Nepal Pimpin Aksi Antikorupsi, PM Oli Lengser
Demonstrasi ini menyoroti lemahnya respon pemerintah terhadap korupsi serta ketidakpuasan publik terhadap kondisi ekonomi. Dominasi kaum muda, terutama generasi Z, membuat protes kian sulit dikendalikan, terlebih setelah mereka melihat gaya hidup mewah keluarga pejabat beredar luas di media sosial.
Pengunduran diri Oli menjadi babak baru politik Nepal. Tantangan berikutnya adalah bagaimana pemerintahan transisi dapat meredakan kemarahan publik sekaligus mengembalikan stabilitas keamanan yang terguncang.