BOGORINSIDER.com --Pencopotan Sri Mulyani Indrawati dari kursi Menteri Keuangan oleh Presiden Prabowo Subianto langsung berdampak pada gejolak pasar keuangan Indonesia.
Rupiah melemah tajam, sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penurunan signifikan pada perdagangan Selasa (9/9/2025).
Rupiah Melemah
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS anjlok ke posisi Rp16.200 per dolar, melemah lebih dari 1 persen hanya dalam hitungan jam.
Baca Juga: Breaking News Di Media Sosial Sri Mulyani Resmi Diganti, Pasar Keuangan Langsung Turun
Level ini menjadi yang terendah dalam delapan bulan terakhir. Pasar valas mencatat aktivitas intervensi intensif dari Bank Indonesia (BI) demi menjaga stabilitas.
Ekonom menilai bahwa faktor psikologis investor berperan besar. “Sri Mulyani adalah simbol kredibilitas fiskal.
Tanpa beliau, kepercayaan pasar terguncang,” ungkap Bhima Yudhistira, Direktur CELIOS.
IHSG Terkoreksi
Indeks Harga Saham Gabungan ditutup turun 2,3 persen pada level 6.780. Sektor perbankan dan konstruksi menjadi yang paling terdampak, dengan beberapa saham unggulan anjlok hingga 5 persen. Investor asing melakukan aksi jual bersih lebih dari Rp1,2 triliun.
Baca Juga: Gudang Oli di Palmerah Ludes Terbakar, 14 Unit Damkar Dikerahkan
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), perdagangan dipenuhi kepanikan. “Aksi jual tidak hanya dari investor lokal, tetapi juga global. Ada ketakutan bahwa arah kebijakan fiskal akan lebih populis dan defisit membesar,” jelas seorang analis pasar modal.
Intervensi Bank Indonesia
Bank Indonesia segera mengumumkan langkah stabilisasi, termasuk pembelian obligasi pemerintah jangka panjang serta operasi moneter di pasar valas. “Kami berkomitmen menjaga stabilitas sistem keuangan dan likuiditas,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo.
Langkah ini meredam sedikit tekanan, namun analis menilai masih ada risiko jangka menengah jika pemerintah tidak memberi sinyal kebijakan fiskal yang jelas.
Baca Juga: Gudang Oli di Slipi Terbakar, Belasan Mobil Pemadam Dikerahkan
Respon Internasional
Media global seperti Reuters, Bloomberg, dan Financial Times menyoroti pelemahan rupiah sebagai indikasi kejatuhan kepercayaan investor. Lembaga pemeringkat internasional juga disebut tengah memantau potensi revisi outlook fiskal Indonesia.