BOGORINSIDER.com --Di sebuah desa di Kabupaten Subang, 11 April 1971, lahirlah seorang anak bungsu dari sembilan bersaudara. Anak itu diberi nama Dedi Mulyadi, kelak dikenal luas sebagai politisi, budayawan, sekaligus tokoh masyarakat Jawa Barat.
Dedi lahir dari pasangan Ahmad Suryana dan Karsiti. Sang ayah adalah seorang prajurit Siliwangi dari Resimen 7 yang sudah bergabung dengan dunia militer sejak usia sangat muda.
Namun, karier militernya terhenti di usia 28 tahun. Ahmad Suryana harus pensiun dini karena sakit, bahkan disebut-sebut akibat diracun oleh mata-mata kolonial.
Baca Juga: Hampir Sah, Tapi Gagal ke Pelaminan! 10 Artis Ini Pernah Alami Pahitnya Putus Tunangan
Meski tak lagi berseragam, semangat juang ayahnya tetap hidup. Setelah berhenti dari tentara, ia memilih kembali ke tanah, bertani untuk menghidupi keluarga besar dengan sembilan anak.
Di sisi lain, ibu Dedi, Karsiti, dikenal sebagai aktivis Palang Merah Indonesia. Sosok ibu yang penuh pengabdian ini menjadi teladan bagi Dedi kecil.
Dari sang ibulah ia belajar kepedulian, empati, dan kerja sosial yang kelak menjadi ciri khas dirinya di dunia politik.
Masa kecil Dedi tidak bergelimang kemewahan. Sebagai anak bungsu, ia tumbuh di tengah keluarga besar yang sederhana, di mana setiap rupiah dari hasil bertani begitu berharga.
Baca Juga: Putri Anne Asyik Pole Dance, Warganet Komentari Busananya Kelewat Berani
Namun, dari kesederhanaan itulah Dedi ditempa untuk menjadi pribadi tangguh.
Silsilah keluarga ini memberi gambaran jelas: darah prajurit dan semangat pengabdian mengalir dalam diri Dedi Mulyadi.
Latar belakang ayahnya yang pejuang, ditambah peran ibunya yang aktif di kemanusiaan, membentuk karakter Dedi yang berpegang pada nilai kerja keras, kepedulian, dan keberanian.
Baca Juga: Momen Manis Haldy Sabri dan Sahabat Pria Berubah Jadi Perdebatan Hangat
Kini, setiap kali nama Dedi Mulyadi disebut, publik tak hanya mengenalnya sebagai figur politik, tetapi juga sebagai anak desa yang lahir dari keluarga sederhana, dengan sejarah perjuangan yang panjang di baliknya.