BOGORINSIDER.com --Presiden Prabowo Subianto membuka pintu Istana Negara bagi buruh, organisasi masyarakat, hingga tokoh agama untuk berdialog langsung.
Langkah ini diambil sebagai respons atas meningkatnya gelombang demonstrasi yang merebak di berbagai kota sejak akhir Agustus 2025.
Dialog Nasional di Tengah Gejolak
Pertemuan yang berlangsung di Istana Jakarta pada Selasa (2/9/2025) dihadiri perwakilan serikat buruh, organisasi mahasiswa, ormas Islam, hingga pemuka agama lintas iman.
Dalam forum itu, Presiden mendengarkan secara langsung aspirasi masyarakat terkait isu kesejahteraan, keadilan sosial, dan transparansi pemerintahan.
Baca Juga: Ungkapan Presiden Prabowo 'Demi Allah, Saya Akan Terus Bersama Rakyat'
Menurut laporan Merdeka.com, suasana dialog berlangsung terbuka dan penuh dinamika. Beberapa perwakilan buruh menyoroti masalah upah dan lapangan kerja, sementara tokoh agama menekankan pentingnya menjaga persatuan di tengah perbedaan politik.
Dalam sambutannya, Prabowo menegaskan bahwa pemerintah tidak anti kritik.
“Saya mendengar semua aspirasi. Negara ini milik rakyat, maka suara rakyat harus menjadi panduan bagi kebijakan,” ujarnya.
Pernyataan ini disambut tepuk tangan para peserta. Bagi sebagian besar hadirin, momen tersebut menjadi sinyal bahwa pemerintah benar-benar membuka ruang komunikasi, bukan sekadar menenangkan situasi.
Baca Juga: Gejolak Protes Aksi Demo Semakin Memanas, Presiden Prabowo Cabut Tunjangan DPR
Reaksi Publik
Di media sosial, langkah Presiden membuka dialog menuai pujian. Tagar #DialogIstana sempat trending di X (Twitter). Banyak warganet menilai forum tersebut bisa menjadi jalan tengah untuk meredakan ketegangan.
Seorang aktivis mahasiswa menulis: “Baru kali ini dialog di Istana terasa nyata, bukan formalitas. Semoga ada tindak lanjut konkrit.”
Tantangan Implementasi
Meski dialog terbuka ini diapresiasi, para pengamat menilai tantangan terbesar ada pada implementasi. Menurut analis politik dari CSIS, aspirasi rakyat hanya akan berarti bila diikuti kebijakan nyata.
“Kalau hanya berhenti di forum diskusi, publik bisa kembali kecewa. Prabowo perlu membuktikan bahwa apa yang ia dengar bisa diterjemahkan menjadi kebijakan yang berpihak pada rakyat,” ungkapnya.